Muktamar NU

Muktamar NU 2021, Hari Kedua Muktamar ke-34 Molor, GSG UIN RIL Sepi Peserta

Pelaksanaan hari kedua Muktamar ke-34 NU di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) molor dan sepi peserta hingga pukul 08.30 WIB.

Penulis: Virginia Swastika | Editor: Kiki Novilia
screenshot
Ilustrasi Muktamar NU 2021. Muktamar NU 2021, Hari Kedua Muktamar ke-34 Molor, GSG UIN RIL Sepi Peserta 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Pelaksanaan sidang hari kedua Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung (UIN RIL) molor dari waktu yang telah ditentukan.

Pasalnya, sidang pleno Muktamar NU hari ini diagendakan kembali dibuka pada pukul 08.00 WIB setelah sebelumnya sidang sempat ditunda.

Namun berdasarkan pantauan reporter Tribunlampung.co.id, para muktamirin hingga pukul 08.30 WIB masih belum banyak terlihat.

Bahkan kendaraan rombongan peserta dari luar kota juga belum banyak memasuki area pelaksanaan Muktamar NU 2021 tersebut.

Kondisi lalu lintas di sekitaran kampus juga masih begitu lengang.

Baca juga: Muktamar NU 2021, Wakil Ketua PWNU Lampung Imbau Calon Ketum PBNU Hindari Politik Transaksional

Padahal pelaksanaan hari pertama Muktamar ke-34, lokasi tersebut sempat mengalami kemacetan sekitar 200 meter.

Hanya ada beberapa kendaraan yang berlalu lalang di sana.

Sebagai informasi, sidang Muktamar NU diagendakan Kamis (23/12/2021) ini akan dilanjutkan dengan Sidang Pleno II, yakni Sidang Komisi.

Sidang Pleno sempat ricuh bahas legalitas peserta

Pada sidang pleno 1 Muktamar Ke-34 NU sempat terjadi kericuhan antar muktamirin.

Baca juga: Muktamar NU 2021, PCNU Bandar Lampung Sebut 8 PCNU di Lampung Dukung Said Aqil Siradj

Kejadian saat sidang pleno 1 Mukatamar NU baru dimulai.

Sejumlah muktamirin melakukan interupsi mempertanyakan legalitas peserta Muktamar Ke-34 NU.

Pasalnya, muktamirin tersebut menduga adanya kekeliruan saat registrasi peserta Muktamar NU.

Hal itu kemudian menimbulkan kericuhan yang membuat para tokoh NU yang memimpin persidangan meninggalkan meja Muktamar NU.

Adapun tokoh NU yang meninggalkan meja sidang diantaranya KH Muhammad Nuh serta Nadirsyah Hosen.

Hal itu pun membuat persidangan harus diskors sementara.

Namun, setelah peserta sidang mulai kembali tertib, para tokoh PBNU tersebut pun kembali ke meja dan melanjutkan persidangan.

Sidang pleno 1 ini sendiri dihadiri oleh sejumlah tokoh PBNU dan dipimpin oleh KH Mohammad Nuh.

Selain itu hadir pula sejumlah tokoh lain seperti Nadirsyah Hosen hingga tokoh Partai Golkar Nusron Wahid.

Pemilihan ketua

Setelah pembukaan, pada hari kedua muktamar Kamis ini, akan ada pemilihan Ketua Umum dan Rais Aam PBNU di Aula Muktamar ke-34 NU di Ponpes Darussaadah Lampung Tengah.

Pemilihan kedua tokoh petinggi NU itu rencananya akan dilakukan pukul 20.30-24.00 WIB.

Sementara, sidang-sidang komisi akan berlangsung di empat lokasi muktamar yakni, Ponpes Darussa'adah, Kampus UIN Raden Intan Lampung, dan Kampus Universitas Lampung.

Sesuai rundown kegiatan muktamar, ada enam sidang komisi yang akan dilakukan mulai pukul 08.00-12.00 WIB.

Pertama sidang komisi A Bahtsul Masail Ad'Diniyah Ad Maudlu Iyah akan berlangsung di Autorium UIN.

Kedua, sidang komisi B Bahtsul Masail ad Diniyah Al Waqi iyyah di Ponpes Darussaadah.

Ketiga, sidang sidang komisi C Bahtsul Masail ad Diniyah Al Qununniyah di Fakultas Syariah UIN Raden Intan Lampung.

Keempat, sidang Komisi D Organisasi pembahasan AD/ART di Aula Pertanian Universitas Lampung.

0Kelima, sidang komisi E Program pembahasan rencana kerja satu abad NU di Universitas Malahayati.

Sidang Komisi F Rekomendasi Pembahasan Rekomendasi Eksternal dan Internal di Aula Ekonomi Universitas Lampung.

Agenda Pemilihan Ketum PBNU Resmi Pindah ke Bandar Lampung

Perhelatan akbar Muktamar NU 2021 di Provinsi Lampung dimulai sejak kemarin hingga hari ini, Kamis (23/12/2021). 

Dalam gelaran Muktamar NU tersebut, akan dilakukan agenda pemilihan Ketum PBNU periode selanjutnya. 

Ada dua nama yakni Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan Kiai Said Aqil Siradj yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat ketum PBNU selanjutnya. 

Sejauh ini jalannya muktamar telah dimulai dengan Sidang Pleno I yang membahas soal tata tertib muktamar.

Namun, Sekretaris Panitia Pelaksana Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, KH Syahrizal Syarif mengungkapkan ada perubahan lokasi untuk pemilihan calon pemimpin PBNU itu.

Jika rencana awalnya akan dilangsungkan di Pondok Pesantren Daarussa'adah Lampung Tengah, akan dipindahkan ke Bandar Lampung. 

Perubahan lokasi tersebut diperoleh dari masukan para muktamirin atau peserta muktamir dalam forum Sidang Pleno I yang berlangsung dinamis.

"Tadi sudah diputuskan, tempatnya akan pindah di Bandar Lampung, tapi lokasinya belum diketahui dan diserahkan kepada penyelenggara," ujar Syahrizal di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Bandar Lampung, Rabu (22/12/2021) malam.

Sidang Pleno I akan dilanjutkan Sidang Pleno II untuk membahas Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepengurusan PBNU periode 2015-2020.

"Kemudian, kita lihat apakah LPJ itu diterima atau ditolak. Saya rasa kita sudah biasa rapat pleno sampai subuh dan itu tidak akan mengganggu rapat pleno selanjutnya," terangnya.

Adapun seluruh proses Sidang Pleno I dan Sidang Pleno II dilangsungkan secara tertutup.

Saling Klaim

Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya dan Kiai Said Aqil Siradj yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat ketum PBNU selanjutnya. 

Terkait pemilihan tersebut, Gus Yahya mengklaim sudah mengantongi 469 suara jelang Muktamar Ke-34 NU.

Ia bahkan menegaskan jika suara tersebut bukan sekadar klaim.

“Dukungan itu solid dan bisa dicek langsung dari mana saja dukungan itu. Semua real, bukan sekedar klaim angka-angka,” kata Gus Yahya dalam konferensi pers bertajuk “Ngopi Bareng Gus Yahya dari Arena Muktamar” di Hotel Novotel, Kota Bandar Lampung, Selasa (21/12/2021) siang.

Gus Yahya mengaku, informasi soal 469 suara dukungan itu berasal dari Gus Ipul.

“Beliau yang mengawal suara dukungan itu, dan saya menerima laporannya,” ujar dia.

Jika Gus Yahya mengklaim mendapat 469 suara, maka sejatinya pemilihan ketua umum sudah selesai sebelum muktamar dibuka.

Namun, masalahnya, calon lain yakni Kiai Said Aqil juga mengklaim mendapat dukungan suara mayoritas.

Dalam beberapa kesempatan, kubu Kiai Said Aqil menyebut angka 389 suara dukungan untuk menjabat periode ketiga memimpin PBNU.

Jika suara Gus Yahya yang 469 dan suara Kiai Said yang 389 dijumlahkan, maka total terdapat 858 suara.

Padahal, menurut Gus Ipul, jumlah suara yang memiliki hak pilih totalnya 587, namun karena ada sejumlah kepengurusan yang bermasalah, maka total suara sah dalam muktamar kali ini sebanyak 519.

Dengan demikian, ada kelebihan 339 suara. 

Menurut Gus Ipul, angka 469 suara dukungan yang dipaparkan Gus Yahya semaunya real dan jelas siapa orangnya, siapa pengurusnya.

“Kami terbuka, ada daftarnya kalau ada yang mau mengecek,” ujarnya.

Pada bagian lain, Gus Ipul mengingatkan agar panitia pelaksana berhati-hati dalam melakukan verifikasi peserta, terutama peserta yang memiliki hak suara.

Hasil pemantauan di lapangan, kata dia, verifikasi digital tidak bisa membedakan SK yang sah dan SK yang tidak sah, sehingga perlu dilakukan verifikasi secara manual.

Baca juga: Muktamar NU 2021, 11 PCNU di Lampung Diklaim Dukung Gus Yahya

“Kami punya daftar pengurus yang sah, dan yang lain juga punya daftarnya. Itu sama daftarnya. Kita semua tahu. Jadi, jangan ada yang coba bermain,” tegasnya. ( Tribunlampung.co.id / Virginia Swastika )

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved