Way Kanan
Wanita di Way Kanan Diduga Dibunuh Suaminya, Pelaku Sempat Mengatakan Korban Nekat Mengakhiri Hidup
Peristiwa tragis terjadi di Kabupaten Way Kanan. Seorang suami diduga tega membunuh istrinya sendiri.
Dengan sadis, ia memenggal leher korban sampai terputus.
"Setelah itu tersangka membawa tubuh dan kepala korban dengan jarak sekitar 50 meter dari TKP pembunuhan dan meletakkan tubuh korban di semak-semak."
"Sementara kepala korban diletakkan ke semak-semak dengan jarak sekitar 50 meter dari lokasi pembuangan tubuh korban," paparnya.
Tersangka lalu berusaha menghilangkan jejak dan barang bukti.
"Tersangka ke sungai di sekitar lokasi pembunuhan, lalu mencuci pisau yang digunakan untuk melakukan pembunuhan."
"Kemudian tersangka membuang satu set pakaian yang digunakan saat melakukan pembunuhan ke sungai tersebut."
"Selanjutnya tersangka kembali ke gubuk tempat ia menunggu kebun durian," ungkap Ferdiansyah.
Saat ini, tersangka sudah diamankan ke Polres Lampung Timur untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
"Barang bukti yang diamankan berupa satu bilah senjata tajam jenis pisau bergagang kayu warna cokelat sepanjang sekitar 23 cm."
"Kemudian, satu buah senter kepala, dua buah durian, serta satu set pakaian korban," katanya.
Selanjutnya, pihak kepolisian akan melakukan tes kejiwaan guna memastikan kondisi tersangka.
"Ke depan kami akan melakukan observasi (tes kejiwaan) terhadap tersangka di RSJ Kemiling Bandar Lampung guna melihat kondisi kejiwaan pelaku," tutupnya.
Paman Shock
Pihak keluarga Rafi (11), bocah yang menjadi korban pembunuhan di Lampung Timur, sangat terpukul.
Apalagi jenazah korban ditemukan tanpa kepala, Kamis (3/3/2022).
Warga Desa Rajabasa Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, diduga dibunuh oleh orang dalam gangguan jiwa (ODGJ).
Peristiwa menggemparkan itu membuat pihak keluarga terpukul.
"Ya untuk kami sebagai keluarga tentu shock," ujar Mispan, paman korban, Jumat (4/3/2022).
Ia mengaku kaget melihat kondisi jenazah korban yang masih duduk di bangku kelas lima SD itu.
"Ketika dengar kabar tersebut, kami langsung ke TKP dikawal dari kepolisian," katanya.
"Kami kaget. Apalagi di TKP kami melihat jenazahnya tanpa kepala. Saya sebagai pamannya juga kaget dan shock," sambungnya.
Ia menjelaskan, Rafi pamitan hendak mencari durian bersama teman-temannya.
"Jadi kemarin subuh ia memang berangkat dengan teman-temannya untuk mencari durian."
"Setelah itu ia terpisah dari teman-temannya."
"Jadi ketika ada suara teriakan kemarin, teman-temannya sudah tidak ada lagi di lokasi," ungkapnya.
"Ya tentunya kami tidak bisa terima, tapi ya mau gimana sudah terjadi," tutupnya.
( Tribunlampung.co.id / Anung Bayuardi / Yogi Wahyudi )