Lampung Barat
Bupati Parosil Mabsus Tanggapi Aksi Petani di Lampung Barat yang Membuang Tomat 1,5 Ton
Aksi petani di Lampung Barat membuat 30 peti tomat sempat menjadi viral. Bupati Parosil Mabsus berikan tanggapan.
Tribunlampung.co.id, Lampung Barat – Aksi petani di Lampung Barat membuat 30 peti tomat sempat menjadi viral.
Dalam video yang beredar, tomat-tomat yang dibuang tersebut dipunguti oleh ibu-ibu.
Aksi tersebut mendapatkan tanggapan dari Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus.
Peristiwa itu terjadi di Pekon Sebarus, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat.
Diketahui, aksi itu dilakukan oleh seorang pengepul sayuran bernama Marwan.
Baca juga: Viral 1,5 Ton Tomat Dibuang, Begini Kata Bupati Lampung Barat
Baca juga: KPU Lampung Menilai Kesiapan Teknologi e-Voting Perlu Dipersiapkan Sebelum Diterapkan di Pemilu 2024
Buah tomat yang diperkirakan mencapai 1,5 ton itu dibuang di pinggir jalan lantaran tidak laku.
Pasalnya, harga tomat anjlok hingga menyentuh Rp 500 per kilogram.
Kejadian itu turut mengundang reaksi dari Bupati Lampung Barat Parosil Mabsus.
Menurut dia, harga tomat tidak terlalu anjlok.
"Sebenarnya harga tomat ini bukan turun. Beberapa minggu yang lalu harga tomat cukup baik, yakni Rp 4.000 per kilogram," kata Parosil seusai meninjau pembangunan ruas jalan penghubung Kecamatan Sukau menuju Kecamatan Balik Bukit, Senin (28/3/2022).
Parosil mengaku mendengar informasi jika tomat tersebut dibuang bukan karena anjloknya harga tomat.
"Akan tetapi karena memang pihak pembeli itu untuk membeli tomat tidak mau yang terlalu merah (matang)," ungkapnya.
Baca juga: Kisah di Balik Aksi Viral Petani di Lampung Barat Buang 1,5 Ton Tomat
Baca juga: Reihana Menilai Rencana Pembukaan Gerai Vaksinasi di Rest Area Berpotensi Timbulkan Kerumunan Massa
"Sementara tomat yang dibuang tersebut sudah terlalu merah," imbuh dia.
Ia pun menyayangkan tindakan Marwan yang membuang tomat tersebut.
Semestinya, kata dia, tomat-tomat tersebut tidak dibuang di pinggir jalan.
"Ditawarkan sajalah dengan keluarga atau tetangga atau mungkin dengan Kelompok Wanita Tani (KWT) kita yang mengolah tomat menjadi panganan di Kecamatan Sukau," tutur Parosil.
"Atau mungkin dengan pengusaha-pengusaha lain yang berkaitan dengan pengolahan saus tomat," tambahnya.
Ia berharap tidak ada lagi petani yang melakukan tindakan serupa.
"Jadi sebetulnya tinggal kesadaran dari masyarakat itu sendiri," ujar Parosil.
"Harapan saya, ke depan jangan lagi melakukan tindak yang kurang bijak semacam itu," harapnya.
Bupati lulusan Unila itu yakin masih ada masyarakat yang membutuhkan tomat-tomat tersebut.
"Kita harus pandai bersyukur. Saya yakin masih ada masyarakat yang membutuhkan," katanya.
"Kalau dikasih, saya rasa masih mau masyarakat," sambung Parosil.
Tindakan warganya membuang tomat di pinggir jalan tersebut dinilainya kurang bijak.
"Jadi dengan cara kita membuang di pinggir jalan itu bukan cara yang bijak," ucap dia.
Pria berjuluk Bupati Kopi itu pun meminta Dinas Dinas Koperasi, UMKM, Perindustrian, dan Perdagangan serta Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung Barat segera menyelesaikan persoalan tersebut.
( Tribunlampung.co.id / Nanda Yustizar Ramdani )
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/petani-lampung-barat-buang-tomat-55.jpg)