Pringsewu
Alami Kenaikan, Harga Cabai Rawit di Pringsewu Kini Rp 70 Ribu per Kg
Harga cabai rawit di Kabupaten Pringsewu terus melonjak naik. Bahkan, kini harga cabai rawit mencapai Rp 70 ribu per Kg.
Tribunlampung.co.id, Pringsewu – Harga cabai rawit di Kabupaten Pringsewu terus melonjak naik. Bahkan, kini harga cabai rawit mencapai Rp 70 ribu per kg.
Padahal sebelumnya harga cabai rawit masih pada kisaran Rp 50 ribu per kg. Mengalami kenaikan Rp 20 ribu per kg.
"Cabai rawit sekarang sudah naik jadi Rp 70 ribu. Terus cabai merah Rp 60 ribu per kg," jelas Lan, seorang pedagang di pringsewu, Senin (30/5/2022).
Ia mengaku, saat ini kenaikan sayuran memang terus terjadi. Kenaikannya pun hampir sama dengan jelang Idul Fitri 1443 lalu.
"Heran juga kenaikannya sekarang termasuk tinggi. Mestinya sudah biasa lagi, tapi ini malah naik terus," terang Lan.
Baca juga: Polsek Gadingrejo Pringsewu Amankan Dua Pelaku Penjambretan, Korbannya Seorang Remaja Putri
Baca juga: Bawa Kabur Keponakan Istri yang Masih di Bawah Umur, Pria di Mesuji Diamankan Polisi
Selain cabai rawit, harga cabai merah juga naik menjadi Rp 60 ribu dari Rp 40 ribu per kg.
Lalu tomat jadi Rp 14 ribu dari Rp 8 ribu per kg, timun Rp 10 ribu dari Rp 6 ribu per kg, buncis Rp 18 ribu dari Rp 16 ribu per kg.
Lalu kol jadi Rp 14 ribu dari Rp 10 ribu per kg, sawi Rp 12 ribu dari Rp 10 ribu per kg, seledri Rp 40 ribu dari Rp 25 ribu per kg, luncang Rp 40 ribu dari Rp 20 ribu per kg, bayam Rp 4 ribu dari Rp 3 ribu per ikat, kangkung Rp 3 ribu dari Rp 2.500 per ikat.
Sedangkan untuk harga sayuran yang tidak mengalami perubahan dari pekan lalu.
Bawang merah tetap Rp 40 ribu per kg dan bawang putih Rp 25 ribu per kg.
Lalu rampai Rp 12 ribu per kg, wortel Rp 10 ribu per kg, kentang Rp 12 ribu per kg, terong Rp 10 ribu per kg, pare Rp 10 ribu per kg, labu Rp 8 ribu per kg, tauge Rp 16 ribu per kg, kelapa Rp 10 ribu per gandeng, daun singkong Rp 3 ribu per ikat, dan kacang panjang Rp 5 ribu per ikat.
Sedangkan harga sayuran yang turun harga memasuki pekan ini tidak ada.
Baca juga: Hendak Menangkap Pelaku Curanmor, Tim Tekab 308 Polresta Bandar Lampung Temukan Puluhan Paket Ganja
Baca juga: 4 CPNS di Lampung Mengundurkan Diri, Kepala BKD Lampung: Sedang Kami Kroscek
Harga telur juga naik dari Rp 28 ribu menjadi Rp 29 ribu per kg.
"Telur sekarang naik Rp 29 ribu. Tidak bisa kurang lagi," ujar Lan.
Ia mengaku harga barang lainnya tidak mengalami perubahan.
Mulai dari beras di kisaran Rp 10 ribu sampai Rp 13 ribu per kg, minyak goreng curah Rp 20 ribu per kg, dan minyak goreng kemasan termurah Rp 20 ribu per kemasan.
Lalu gula pasir Rp 14 ribu per kg, gula merah Rp 16 ribu per kg, tepung terigu Rp 7 ribu per kg, tepung aci Rp 10 ribu per kg.
Harga Cabai Rawit di Bandar Lampung Rp 65 ribu per Kg
Sementara di Bandar Lampung, sejumlah komoditas pangan utama di Kota Bandar Lampung mengalami kenaikan. Termasuk harga cabai rawit.
Saat ini harga cabai rawit tampak melonjak di sejumlah pasar tradisional di Kota Bandar Lampung, Minggu (29/5/2022).
Di Pasar Pasir Gintung, cabai rawit yang sebelumnya Rp 55 ribu/kg, saat ini menjadi Rp 60 ribu-Rp 65 ribu/kg.
Selain itu, harga bawang merah kini mencapai Rp 42 ribu/kg.
Padahal biasanya cuma Rp 35 ribu/kg.
Daging ayam potong yang biasanya Rp 33 ribu-Rp 35 ribu/kg, saat ini jadi Rp 38 ribu.
Kondisi tak jauh berbeda terpantau di Pasar Way Halim.
Di sini, bawang merah dijual Rp 45 ribu/kg, sedangkan cabai rawit hijau Rp 65 ribu/kg.
Untuk harga daging ayam Rp 38 ribu.
Hal serupa terpantau di Pasar Tamin.
Di sini harga daging ayam potong Rp 40 ribu/kg, telur ayam ras Rp 28 ribu.
Marzuki, pedagang sembako di Pasar Tamin mengatakan, kenaikan harga telur terjadi sejak sepekan terakhir.
Semula harga telur ayam Rp 21 ribu-Rp 22 ribu/kg kemudian naik perlahan hingga akhirnya saat ini Rp 28 ribu/kg.
Harga sempat turun jadi Rp 25 ribu, terus naik lagi.
"Dari agen harganya sudah tinggi, terpaksa harga jual ke pedagang juga ikut tinggi. Harga telur ayam ras di tingkat peternak berkisar antara Rp 26.000 - 27.000 perkilogram," jelasnya.
Pedagang Pasar Pasir Gintung, Royana menuturkan, untuk kenaikan harga bawang merah juga terjadi sejak sepekan ini.
Ia mengaku tak tahu alasan kenaikan itu.
"Gak tau kenapa (harga naik) karena memang dari sana (distributor) sudah naik segitu," kata Royana.
Meski harga bawang naik, Royana mengaku tak menurunkan niat pembeli.
Hanya saja, kuantitas yang dibeli pelanggan mengalami penurunan.
"Jarang mereka beli kiloan, paling seperempat kilo karena mungkin harganya mahal," kata Royana.
Menanggapi naiknya sejumlah bahan pokok di Bandar Lampung, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Lampung, M Zimmi Skill, mengungkapkan, ada beberapa faktor penyebabnya.
"Untuk bawang merah itu dipasok dari Brebes, Jawa Tengah. Sekarang di Brebes lagi banjir," kata Zimmi.
Sehingga bencana alam itu menyebabkan sejumlah petani bawang merah gagal panen. Otomatis ketersediaan bawang merah untuk dipasok ke sejumlah wilayah termasuk Lampung mengalami penurunan.
"Barang sedikit sehingga harga mengalami peningkatan," kata Zimmi.
Menurut Zimmi, jika dalam sepekan ke depan harga bawang merah belum stabil maka akan dilakukan operasi pasar.
Namun pihaknya akan memastikan terlebih dahulu ketersediaan anggaran.
"Apabila ada anggarannya, kita beri subsidi ke masyarakat," kata Zimmi.
Mengenai harga telur ayam ras yang terus mengalami kenaikan, Zimmi menyikapi ini sebagai rezeki bagi petani telur ayam.
Pasalnya, harga telur ayam ras cenderung mengalami penurunan selama pandemi Covid-19 berlangsung.
Harga telur ayam mulai mengalami kenaikan, semenjak ada pelonggaran terkait aturan PPKM tiap wilayah.
"Sudah boleh dan banyak digelar resepsi pernikahan, acara-acara. Jadi otomatis hukum ekonomi berlaku, banyak permintaan harga meningkat," kata Zimmi.
Menurutnya saat ini merupakan momen bagi para petani telur ayam ras menikmati keuntungan.
"Mereka mulai merasakan kenaikan, bagus itu daripada turun terus kan kasihan mereka," kata Zimmi.
Strategi untuk menekan tingginya harga bahan pokok, lanjut Zimmi, kemungkinan besar akan dilakukan operasi pasar bawang merah yang dibarengi dengan telur ayam.
"Telur ayam HET-nya Rp 24 - 25 ribu mungkin bisa bareng operasi pasar. Tapi kita dulu perkembangan nya sepekan ke depan," kata Zimmi.
( Tribunlampung.co.id / Tri Yulianto / Muhammad Joviter )