Berita Lampung
Gua Matu di Pesisir Barat, Lampung Miliki 299 Anak Tangga dan Mitosnya Ada 12 Kerajaan Gaib
Gua Matu di Pesisir Barat, Lampung ini selain menghadirkan keindahan pantai Samudra Hindia juga mempunyai sisi cerita mistis yang sangat menarik.
"Jadi bagi pengunjung yang ke sini harus dengan niat iklas, jangan niat seolah-olah ingin menantang karena tidak percaya dengan hal- hal gaib," ucapnya.
"Serta harus berpakaian sopan siapa pun dia, itu demi keselamatan pengunjung sendiri," lanjutnya.
Diceritakan olehnya, banyak pengunjung yang datang dengan niat menantang atau ingin adu kesaktian di tempat tersebut mengalami hal-hal yang tidak inginkan.
Kemudian, ia menceritakan objek wisata Gua Matu itu pertama kali ditemukan oleh monyangnya ketika zaman penjajahan Inggris.
"Gua matu ini di huni oleh 12 kerajaan gaib, pemimpin besarnya yaitu tuyuk (buyut) Pangeran Hiyang Kerajaan Matu," bebernya.
Untuk wilayah kerajaan Matu Krui ini terbentang dari pantai Manullah (perbatasan Provinsi Bengkulu) sampai pantai Marga Belimbing" jelas Makmur.
Dua belas kerajaan tersebut menurutnya, yaitu Kerajaan Pantai Manulah, Kerajaan Gua Sayar, Kerajaan Batu Lawang, Kerajaan Semincak, Kerajaan Pemancar, Kerajaan Batu Mandi, Kerajaan Wai Nelon, Kerajaan Dewa Tuha Mandiri, Kerajaan Serunting Sakti, Kerajaan Kerajaan Melasti, Kerajaan Ai Haru, dan Kerajaan Pulau Betuah.
Selain itu ia juga dimenujukan benda-benda pusaka pemberian dari kerajaan di Gua Matu tersebut.
Benda pusaka yang ditunjukan itu berupa keris, Cambuk, dan juga Payan (Tombak) yang terbuat dari kuningan.
"Ini pemberian poyang 12 kerajaan gua matu secara langsung, untuk menjaga keselamatan para pengunjung," ucap Makmur sambil menunjukan benda pusaka tersebut.
"Ini bukan rekayasa atau buatan manusia, saya juga tidak maksa orang mau percaya, kalau gak percaya juga ya silahkan, saya hanya bicara apa adanya," bebernya.
Setelah berkisah, kami pun kembali ketempat penginapan Makmur.
Ia berharap kedepan Pemerintah Pesisir Barat dan Provinsi Lampung lebih serius lagi mengembangkan potensi wisata yang ada di Bumi Para Sai Batin dan ulama tersebut.
"Kami berharap pemerintah lebih serius lagi menunjang wisata di sini, jangan sudah kita buka setelah itu seperti kurang diurus," pungkasnya. (Tribunlampung.co.id /Saidal Arif)