Eksklusif Konsumsi Rokok Melonjak
Konsumsi Rokok di Lampung Kalahkan Beras, per Kapita per Bulan Rp 82.789
Berdasarkan data BPS Lampung tahun 2021, konsumsi rokok di Lampung berada di urutan kedua pada kelompok pengluaran, mengalahkan beras.
Penulis: kiki adipratama | Editor: Dedi Sutomo
Ia pun menyadari jika pengeluarannya untuk membeli rokok ini cukup besar. Namun ia mengaku tidak mempersoalkannya. Sebab, ia belum bisa berhenti merokok.
Saat disinggung penghasilannya, ia mengaku mendapatkan Rp 50 ribu-Rp 60 ribu sehari.
Jika dirata-rata pengeluaran HF untuk rokok sebesar Rp 40 ribu sehari, maka pengeluaran HF untuk rokok selama satu bulan yakni Rp 1,2 juta.
Sementara HF sendiri mengaku jika penghasilannya dari juru parkir rata-rata Rp 60 ribu per hari, atau Rp 1,8 juta per bulan
Artinya, hanya 22 persen atau Rp 600 ribu saja dialokasikan untuk bahan pokok yang dibawa pulang oleh HF untuk isteri dan anaknya
Tak berbeda dengan HF, YN tukang Becak, juga sebagai pecandu rokok. Dia mampu menghabiskan sebungkus rokok setiap harinya.
Bahkan jika ia tidak mampu membeli satu bungkus sekaligus, ia membeli dengan cara mengeteng atau perbatang.
"Ya kalo gak bisa beli sebungkus belinya ngeteng aja, rokok-rokok kretek, ya kurang lebih Rp 15 ribu lah untuk rokok," kata dia.
Bila dihitung, sehari ia menghabiskan uang untuk merokok Rp 15.000 per bungkus, selama sebulan tidak kurang Rp 300 ribu telah dihabiskannya untuk membeli rokok dari penghasilannya yang pas-pasan.
Penghasilan YN sendiri tak menentu, bahkan YN mengaku pernah hanya mendapatkan Rp 40 ribu satu hari.
(Tribunlampung.co.id/Kiki Adipratama)