Tragedi Arema di Kanjuruhan

Tragedi Arema di Kanjuruhan, Polisi Periksa 29 Saksi dan Bakal Tetapkan Tersangka

Secara bertahap, polisi telah memeriksa sebanyak 29 saksi terkait tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang akibatkan ratusan orang tewas.

SURYA/PURWANTO
Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo saat jumpa pers di Mapolres Malang, Kabupaten Malang, Senin (3/10/2022). Secara bertahap, polisi telah memeriksa sebanyak 29 saksi terkait tragedi Arema di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang akibatkan ratusan nyawa melayang. 

"Ke depan kami akan melakukan evaluasi bersama-sama panitia pelaksana, kemudian PSSI,"

Evaluasi ini diharapkan bisa membuat pertandingan sepakbola menjadi aman dan nyaman.

"Sehingga harapannya pertandingan sepakbola ke depan, pertandingan sepakbola yang aman, nyaman dan bisa menggerakkan ekonomi," tuturnya. 

Irjen Nico mengatakan, pihaknya masih melakukan proses penyidikan terhadap insiden yang memakan 125 korban tewas ini. 

"Kami akan melakukan penegakan hukum bagi siapa saja yang bersalah, proses ini sedang berjalan."

"Dan paling terakhir kami meminta doa, agar semua permasalahan ini bisa kita selesaikan bersama. Ini kota kita, ini tempat kita," tuturnya. 

Sementara diberitakan sebelumnya, Irjen Nico mendapat desakan untuk dicopot dari jabatannya imbas tewasnya ratusan penonton di Stadion Kanjuruhan Malang ini.

Jenderal bintang dua itu diminta bertanggung jawab akibat insiden tersebut.

Desakan tersebut diutarakan oleh Pengamat Kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Bambang Rukminto saat dikonfirmasi, Selasa (4/10/2022).

"Sebagai Kapolda, Irjen Nico Afinta adalah penanggung jawab keamanan di wilayah Jawa Timur," kata Bambang Rukminto, Selasa (4/10/2022) sebagaimana dilansir Tribunnews. 

Bambang Rukminto menuturkan insiden tewasnya 125 orang penonton melibatkan personel aparat kepolisian di bawah jajarannya.

Termasuk, personel dari lintas Polres dan satuan kewilayahan.

"Jadi tidak mungkin Kapolda tidak mengetahui pergerakan anggota dalam event tersebut." 

"125 meninggal sia-sia dan menunjukan Kapolda tidak memiliki sense of crisis dan empati pada begitu banyaknya korban."

"125 nyawa hilang itu bukan sekedar angka statistik tetapi fakta bahwa sistem manajemen pengamanan tidak dilakukan dengan baik," katanya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved