Sekeluarga di Way Kanan Dibunuh

Pembunuh Sekeluarga di Way Kanan Mabuk dan Judi setelah Jual Tanah Warisan Rp 300 Juta

Kepala Kampung Marga Jaya Negara Batin Way Kanan M Yani mengatakan setelah melakukan pembunuhan lima orang sekeluarga di Way Kanan, pelaku menjual

Editor: Indra Simanjuntak
Polres Way Kanan
Dua tersangka kasus sekeluarga di Way Kanan dibunuh ternyata ayah dan anak. Kasus pembunuhan 5 orang sekeluarga di Way Kanan menggegerkan warga Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Way Kanan - Tersangka pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan ternyata menggunakan uang hasil penjualan tanah warisan untuk berjudi dan mabuk.

Diketahui, polisi menetapkan dua pelaku, EW dan DW yang merupakan ayah dan anak sebagai tersangka pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan.

Adapun pembunuhan sekeluarga di Way Kanan dilatari pelaku yang ingin menguasai harta warisan berupa tanah.

Kepala Kampung Marga Jaya Negara Batin Way Kanan M Yani mengatakan setelah melakukan pembunuhan lima orang sekeluarga di Way Kanan, pelaku menjual motor dan tanah.

Tanah yang mencapai 3 hektar dijual seharga Rp 300 juta.

Baca juga: Cerita Kepala Kampung Marga Jaya Bongkar Pembunuhan Sadis Sekeluarga di Way Kanan

Baca juga: Polres Way Kanan Gelar Rekonstruksi Kasus Pembunuhan Sekeluarga di TKP

"Tanah milik Juwanda (korban) dijual, jadi tanah yang dijual itu 3 hektar," kata Yani.

Padahal, terus Yani, EW sudah mendapat bagian (warisan).

Dijelaskannya, oleh EW hasil penjualan tanah digunakan untuk foya-foya. 

"Buat judi dan mabuk, serta untuk hiburan," bebernya, Jumat (7/10/2022).

Yani menjelaskan, para korban pembunuhan terpandang baik oleh masyarakat setempat.  

Seperti korban Zainudin yang semasa hidupnya dikenal baik terhadap tetangganya dan keluarga.

"Kalau pak Zainuddin ini orangnya bijak dan semasa hidupnya," kata Yani.

Baca juga: Pengacara Rizky Billar Bantah Lempar Bola Biliar ke Lesti Kejora, Cuma Gertak

Baca juga: BPBD Pesisir Barat Lampung Ingatkan Pengendara Waspada Saat Lintasi Jalan Antar Kabupaten 

Zainuddin telah membagikan hartanya kepada anak-anaknya.

"Jadi harta kepada anak-anaknya itu sudah ada bagiannya,"

"Pak Zainuddin ini orangnya pendiam, rajin ibadah serta bersosialisasi kepada masyarakat," ungkapnya.

Bahkan, semasa hidupnya, Zainudin tidak pernah ribut.

Hanya tersangka EW yang ribut ingin menjual tanah.

Rekonstruski

Polres Way Kanan gelar reka ulang atau rekonstruksi pembunuhan sekeluarga di Kampung Marga Jaya, Negara Batin, Way Kanan, Jumat 7 Oktober 2022.

Kasatreskrim Polres Way Kanan AKP Andre Try Putra mengatakan, rekonstruksi adegan pembunuhan sekeluarga dipimpin langsung Kapolres Way Kanan, AKBP Teddy Rachesna.

"Saat ini sedang berlangsung rekonstruksi,” kata Kasatreskrim Polres Way Kanan.

Kapolres Way Kanan AKBP Teddy Rachesna sebelumnya menjelaskan, dalam rekonstruksi pihaknya akan melakukan pengawalan terhadap dua tersangka.

"Kami akan menjaga ketat untuk keamanan bersama," ujarnya.

Polres Way Kanan mengimbau warga tidak tersulut emosi ketika menyaksikan rekonstruksi.

Diketahui, kasus pembunuhan sekeluarga di Way Kanan tersebut menghebohkan warga Lampung.

Pembunuhan sekeluarga di Way Kanan diduga dilatari pelaku dan korban yang bertengkar soal warisan.

Kasus pembunuhan sekeluarga di Way Kanan itu mencuat setelah adanya laporan orang hilang.

Peran Kepala Kampung

Terungkapnya kasus pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan berawal dari peran serta Kepala Kampung Marga Jaya yang merasa kehilangan warganya.

Kepala Kampung Marga Jaya Muhammad Yani secara eksklusif memaparkan awal mula terungkapnya kasus pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan kepada Tribunlampung.co.id.

Muhammad Yani mengatakan, bahwa dirinya yang melaporkan tentang kejadian kasus pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan kepada Polsek Negara Batin.

"Itu 24 Juli 2022 di Polsek Negara Batin ada warga yang hilang," kata M Yani saat ditemui dikediamannya di Marga Jaya Negara Batin Way Kanan, Jumat (7/10/2022)

Laporan diterima dan para saksi kemudian dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.

Laporan 24 Juli 2022 buntut dari laporan warga pada  27 Februari 2022 kepada dirinya.

Kala itu, salah satu wargnya, korban Juwanda, dikabarkan menghilang.

Baca juga: 50 Kepala Keluarga Terisolir Akibat Jembatan di Desa Way Galih Lampung Selatan Ambrol

Baca juga: Kasus Pembunuhan 5 Orang di Way Kanan, Psikolog: Ketimpangan Sosial Terkadang Jadi Pemicu

"Itu kawan akrabnya melaporkan kepada sekretaris kampung dan dari situ mencari tahu kemana keberadaannya," bebernya.

Pada bulan Maret 2022 sejumlah upaya telah coba dilakukan untuk mencari tahu keberadaan Juwanda.

"Saya panggil beberapa masyarakat dengan kawan akrabnya dan mengatakan terakhir berhubungan pada malam 27 Februari 2022," kata Yani.

Yani menjelaskan, rekan Juwanda yang melapor, menyampaikan kepadanya jika ada kabar sejumlah uang Rp 20 juta disebut dilarikan korban dari salah satu tersangka (Erwin).

"Saya cari tahu kabar itu benar atau tidak,"

"Nah, satu bulan kemudian saya panggil Erwin,"

"Itu pada April 2022," bebernya.

Kepada Yani, Erwin mengatakan jika bapak dan ibu (korban) sedang di gunung.

Sementara korban Juanda disebut telah merantau dan melarikan diri uang Erwin sebanyak 20 juta.

"Juanda itu sudah enak dan sudah menikah dengan janda di Riau," ujarnya.

Lalu Yani meminta kepada Erwin nomor Juanda atau saudara yang ada di Riau.

"Erwin ini memberitahukan kalau yang punya nomor tersebut Wahyu,"

"Saya berikan waktu 3 x 24 jam untuk memberi tahu nomor telepon telpon Juwanda,"

"Saya terus menyelidiki serta menggali informasi lainnya dan dan saya pastikan kalau Juwanda ini puncaknya dibunuh," kata Yani.

Yani menilai, ada yang tidak beres dengan Zainuddin, Siti Romlah, Wawan, Juwanda dan anaknya Zahra yang belakangan telah diketahui dibunuh pelaku.

Atas dasar kecurigaan tersebut, dirinya lalu melaporkan ke Polsek Negara Batin sejak Juli 2022.

Hingga akhirnya pada Agustus 2022 kasus pembunuhan sadis sekeluarga di Way Kanan tersebut mulai menemukan titik terang.

"Jadi ada  pakaian orangtuanya yang dibilang ke gunung itu, satu karung di belakang rumah,"

"Nah, pakaian itu masih layak untuk pesta, tapi anehnya dibuang," cerita Yani.

Kecurigaan Yani pun makin bertambah hingga akhirnya memanggil kembali Erwin pada 4 Oktober 2022, sekitar pukul 21.00 Wib.

"Saya panggil Erwin dan suruh sekdes susul Wahyu, anak Erwin," bebernya.

Kedunya, Erwin dan Wahyu, akhirnya mengaku telah membunuh Zainuddin, Siti Romlah, Wawan, Juwanda dan anaknya Zahra.

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved