Berita Lampung
600 Balita di Metro Idap Penyakit Stunting, Dinkes Terjunkan TIm Pendamping
Sebanyak 600 balita di Kota Metro tercatat mengidap penyakit stunting (gagal tumbuh kembang anak) tahun 2022.
Penulis: Muhammad Humam Ghiffary | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id,Metro - Sebanyak 600 balita di Kota Metro tercatat mengidap penyakit stunting (gagal tumbuh kembang anak) sejak Januari hingga September 2022.
Pemkot Metro menurunkan 390 tim pendamping keluarga tingkat Kelurahan untuk mengatasi penyakit stunting terhadap 600 balita di wilayah setempat.
Dinas Kesehatan (DInkes) menilai, meski angka stunting Metro sebanyak 600 orang akan tetapi data tersebut masih termasuk dalam tiga terendah di Provinsi Lampung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Metro, Erla Andrianti mengatakan, tim pendamping keluarga akan melakukan imbauan kepada masyarakat untuk memeriksakan kesehatan balitanya secara berkala ke Posyandu setempat.
"Stunting itu penurunannya kan terpadu melibatkan beberapa OPD,"
"Kita dari Diskes kita fokuskan kepada upaya spesifik,"
Baca juga: Rizky Billar Diam-Diam Jalani Pemeriksaan di Polres Jaksel, Langsung Ditahan?
Baca juga: Lucinta Luna Pacaran Sama Oppa Korea, Kenalan Lewat Aplikasi Kencan
"Jadi, kita kepada bayi dan balitanya, kita lakukan penimbangan berkala serta pemberian gizi," ungkapnya, Rabu (12/10/2022).
Dia menjelaskan, Diskes Metro telah melakukan edukasi kepada orang tua, ibu hamil serta menyusui.
Hal itu dimaksudkan agar masyarakat mengetahui mana yang harus terus dijaga dan dikonsumsi oleh bayi, ibu menyusui, dan bayi dalam kandungan dan juga ibu yang sedang hamil.
"Itu juga bisa disebabkan dari saat berada di dalam kandungan. Jadi bisa dari saat ibunya hamil harus sehat, rajin konsumsi vitamin dan juga rajin ke posyandu agar segera terdeteksi dan dapat segera ditangani.
Menurutnya, upaya pencegahan tersebut masih terus dilakukan dengan melakukan edukasi dari pra-nikah hingga ibu melahirkan.
"Dari hamil sudah di edukasi agar calon bayinya dapat lahir dengan sehat," bebernya.
Tak hanya Dinkes, lanjut dia, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya juga memliki peran pencegahan terhadap stunting.
"Untuk OPD lain juga terlibat dalam kesehatan lingkungannya, airnya dan lain sebagainya. Jadi penyebab stunting itu tidak hanya bayi dan balitanya, tetapi lingkungan juga mempengaruhi," pungkas Erla.
Sebelumnya, Wakil Walikota, Metro Qomaru Zaman mengatakan, Pemkot Metro terus mengupayakan penguatan untuk penurunan angka stunting yang dianggap perlu dilakukan secepatnya.
Pasalnya, Metro harus menjadi barometer Provinsi Lampung untuk masalah penurunan stunting.
Baca juga: Korban Penipuan Jual Beli Beras di Pringsewu Bertambah, Kerugian Capai Ratusan Juta
Baca juga: BNN Metro Rehabilitasi 18 Pecandu Narkoba sepanjang Tahun 2022
"Stunting itu sebuah keharusan sejarah yang harus dikedepankan,"
"Bahwa Metro ini 5-15 tahun ke depan harus muncul kader-kader hebat di Metro ini untuk membackup kepemimpinan masa depan,"
"Bukan hari ini, tapi 15-20 tahun yang akan datang harus ada orang-orang hebat di Metro ini yang bisa berkarya," ungkapnya.
Menurutnya, dalam penurunan angka stunting pemkot telah melakukan penguatan di tingkat kelurahan.
Yakni dengan menurunkan 390 tim pendamping keluarga.
"Mereka ini berhari-hari turun ke masyarakat. Saya pantau lewat WA saya,"
"Stunting ini bukan urusan bagaimana menaikkan fisik orang tetapi bicara gizi, lingkungan hidup dan masalah-masalah pola makan dan sebagainya," papar dia.
"Saya yakin dan percaya kader-kader hebat di Metro dapat membackup kepemimpinan 20 tahun yang akan datang," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Muhammad Humam Ghiffary)