Berita Lampung
Pesisir Barat Waspada Banjir! BPBD Ingatkan Puncak Musim Hujan Terjadi Bulan Ini
Adapun potensi bencana yang terjadi pada puncak musim hujan di Pesisir Barat di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang.
Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - BPBD Pesisir Barat imbau masyarakat untuk waspada terhadap potensi bencana yang akan terjadi saat musim hujan.
BPBD Pesisir Barat menyebutkan, berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan di Pesisir Barat terjadi pada bulan November.
Sekretaris BPBD Pesisir Barat. Herman mengatakan, selama puncak musim hujan masyarakat harus mewaspadai bencana alam yang berpotensi terjadi sewaktu-waktu.
Adapun potensi bencana yang terjadi pada puncak musim hujan di Pesisir Barat di antaranya banjir, tanah longsor dan angin kencang.
"Untuk itu kami menghimbau masyarakat untuk lebih waspada," katanya, Rabu (2/11/2022).
Herman mengatakan, pihaknya telah menyiagakan personel satuan pelaksana tugas (Satlak) tanggap darurat.
Baca juga: Suami Istri Tewas Terlindas Truk Fuso di Mesuji, Anaknya Kritis
Baca juga: Pelaku Rudapaksa Pacar hingga Hamil di Pringsewu Tersenyum saat Diamankan Polisi
Ada 10 personel Satlak yang disiagakan oleh BPBD Pesisir Barat di tiap Kecamatan.
Herman melanjutkan, sepanjang 2022 kebanyakan bencana tersebut terjadi pada bulan Oktober.
Diman pada bulan Oktober ada 19 bencana yang terjadi di Pesisir Barat.
"Ada 8 bencana banjir dan 5 tanah longsor yang terjadi," imbuhnya.
Untuk itu, masyarakat harus lebih meningkatkan lagi kewaspadaan akan potensi bencana yang terjadi.
Terlebih bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan dekat dengan tebing dan pegunungan.
"Sebab dari awal kita sudah kordinasikan cuaca kita saat ini memang cukup ekstrem terutama di Pesisir Barat sangat berpotensi terjadi bencana," jelasnya.
Sementara untuk mencegah terjadinya banjir yang meluap kepemukiman warga, pihaknya menghimbau agar masyarakat menjaga lingkungan.
"Mulai dengan melakukan gotong royong membersihkan sampah diselokan dan aliran sungai," katanya.
Selain itu, pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menjaga kelestarian alam seperti hutan dan bebatuan di aliran sungai.
Sebab banjir bandang yang terjadi di Pesisir Barat disebabkan karena terjadi penggundulan hutan di hulu sungai.
"Kebanyakan banjir kita ini merupakan banjir kiriman dari Lampung Barat, karena hulu sungai kita inikan banyak di Liwa,"
"Mungkin penyebabnya karena adanya penggundulan hutan, seperti ada aktivitas galian C di Liwa itu," imbuhnya.
Baca juga: Psikis Mantan ART Terganggu setelah Diancam Nathalie Holscher, Ogah Minta Maaf
Baca juga: Ketua DPRD Metro Sarankan Pemkot Cari Investor untuk Kelola Sampah TPAS Karangrejo
Maka ketika terjadi hujan lebat, kata Herman, sungai-sungai yang ada tidak kuat lagi menampung debit air yang masuk dan meluap ke pemukiman warga.
"Seperti di Kecamatan Ngaras kemarin itukan memang tempat pertemuan sungai, kemudian sangat cepat meluap ke pemukiman warga," ucapnya.
Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat menajaga lingkungan sekitarnya agar tidak lagi mengambil bebatuan yang ada di sungai.
Sebab, ketika batu-batu besar yang ada disungai itu habis, maka ketika terjadi banjir bandang sungai itu tidak lagi mempunyai pondasi atau penahan alami.
"Ketika batuan itu sudah habis maka ketika terjadi banjir bandang aliran sungai itu langsung meluap ke pemukiman warga," tutupnya.
(Tribunlampung.co.id/ Saidal Arif)