Perbaikan Jembatan Gantung di Desa Mekarsari Lampung Selatan Ditarget Rampung Sebelum Lebaran

"Karena di desa kami tidak ada pasar. Jadi warga kalau mau ke pasar ya ke desa lain," ujarnya.

Disebutkannya, di sekitar jembatan gantung tersebut terdapat lahan pertanian seluas 50 hektare.

Maka dari itu, kata Miftahudin, jembatan gantung tersebut sangat vital selain digunakan jalan utama oleh warga, tetapi jembatan gantung itu juga digunakan untuk jalan mengangkut hasil bumi warganya yang mayoritas petani padi.

Ia menjelaskan alas jembatan gantung di desanya tersebut tiap tahun diganti.

Namun, karena banjir yang menerjang desanya beberapa hari lalu, membuat pondasi dari jembatan gantung didesanta terkikis, jebol dan ambrol.

Sehingga, kata Miftahudin, menyebabkan jembatan gantung mengalami kemiringan dan tidak dapat digunakan untuk jalan.

Menyampaikan aspirasiasi warganya, Miftahudin berharap alas daripada jembatan gantung didesanya diganti dengan cor atau beton.

Karena menurutnya, jika alas jembatan gantung diganti menggunakan cor atau beton mampu menahan beban lebih banyak, lebih kuat dan umur jembatan gantung lebih panjang.

Diketahui, jembatan gantung penghubung dua dusun di Desa Mekarsari, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan, Lampung tersebut dibangun pada 2011 melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM) Mandiri Perdesaan.

Pembangunan jembatan gantung penghubung dua dusun di Desa Mekarsari, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan, Lampung tersebut menelan biaya sebesar Rp 169.484.500.

Jembatan gantung penghubung dua dusun di Desa Mekarsari, Kecamatan Way Sulan, Lampung Selatan, Lampung tersebut memiliki volume 44×2 m.

( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )