Berita Lampung

Rentan Bencana Alam, Pemkab Pesisir Barat Lampung Tak Punya Alat Pendeteksi Tsunami

BPBD Pesisir Barat Lampung mencatat dalam dua bulan sejak Januari hingga awal Maret 2023 ada 21 bencana yang terjadi.

Penulis: saidal arif | Editor: soni
Tribun Lampung / Saidal Arif
ilustrasi saat terjadi banjir di Pekon Ngaras Pesisir Barat Lampung pada 2022 silam. 

Tribunlampung.co.id, Pesisir Barat - Pemkab Pesisir Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  mencatat dalam dua bulan sejak Januari hingga awal Maret 2023 ada 21 bencana alam yang terjadi.

Bencana yang dimaksud mulai dari banjir, kebakaran, tanah longsor, gempa bumi hingga cuaca ekstrem.

Sekretaris BPBD Pesisir Barat, Hermansyah mengatakan, bencana alam yang paling terjadi di bumi para Sai batin dan ulama tersebut berupa cuaca ekstrem dan gempa bumi.

"Dari Januari hingga awal Maret 2023 ada 21 bencana yang terjadi," jelasnya, Selasa (7/3/2023).

Dia merinci periode Januari sampai awal Maret ada 10 kali terjadi cuaca ekstrem.

Akibat cuaca ekstrem yang terjadi tersebut telah memakan korban jiwa sebanyak dua orang.

Yakni dua nelayan yang hilang di tengah laut saat mencari ikan beberapa waktu yang lalu.

Baca juga: 164 Bencana Alam di Bandar Lampung Sepanjang 2022, Kerugian Capai Rp 468 Juta

Baca juga: Kapolres Pringsewu Lampung Imbau Warga Waspada Bencana Alam 

"Dia nelayan ini sampai saat ini belum ditemukan, hanya perahunya saja yang ditemukan di Cilacap Jawa Tengah," ucapnya.

Sementara, untuk bencana gempa bumi sudah lima kali terjadi dengan intensitas sedang.

Ditambahkannya, untuk daerah Pesisir Barat Lampung memang sangat rentan dan sangat sering terjadi gempa bumi.

Pada tahun 2022 yang lalu Pesisir Barat diguncang gempa bumi sebanyak enam kali.

Sementara pada 2021 yang lalu gempa bumi mengguncang Pesisir Barat sebanyak 49 kali.

Dijelaskannya, Pesisir Barat sendiri berada di posisi dua lempengan tektonik yakni lempengan Indo-Australia dan berhadapan langsung dengan samudra Hindia.

Herman mengaku, kendati Pesisir Barat sangat rawan terjadi bencana gempa bumi namun hingga saat ini belum memiliki alat pendeteksi tsunami.

"Kalau dulu memang pernah ada tapi sekarang sudah rusak," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved