Korban Dukun Pengganda Uang
Polda Lampung Akan Ambil Sampel DNA Pasutri asal Pesawaran Korban Pembunuhan Dukun Palsu
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, 2 di antara korban tersebut merupakan pasangan suami istri asal Pesawaran.
Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Biddokes Polda Lampung bakal mengambil sampel DNA terhadap keluarga korban pembunuhan oleh dukun palsu pengganda uang di Jawa Tengah.
Hal tersebut dilakukan untuk membantu Polda Jawa Tengah dalam penyelidikan kasus tersebut.
Diketahui, pelaku bernama Tohari alisa Mbah Slamet (46) telah membunuh 12 orang korban yang telah ditipunya.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, 2 di antara korban tersebut merupakan pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung.
"Peristiwa pembunuhan dengan motif penipuan penggandaan uang ini telah memakan sekitar 12 korban," ujar Pandra Kepada Tribunlampung.co.id, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Identitas Pasutri Asal Lampung, Korban Dukun Pengganda Uang di Banjarnegara
Baca juga: Korban Mbah Slamet Tambah Jadi 12 Orang, Dukun Gandakan Uang Modus Ritual
"Berdasarkan hasil dari koordinasi kami dengan Polda Jawa Tengah, terdapat 2 korban yang merupakan pasangan suami istri asal Kabupaten Pesawaran, Lampung," jelas Pandra.
Adapun kedua korban atas nama Irsyad dan Wahyu Triningsih.
"Ini adalah keprihatinan kita bersama bahwa masih ada lagi korban-korban yang berjatuhan karena penipuan bermotif penggandaan uang," kata Pandra.
Lebih lanjut, Pandra mengatakan pihaknya akan melakukan pengambilan sampel DNA korban untuk membantu Polda Jawa Tengah dalam mengungkap kasus tersebut.
"Kami sudah menyiapkan perangkat kelengkapan untuk melakukan tes DNA terhadap keluarga korban," tambah Pandra.
"Anggota Biddokes Polda Lampung yakni dr Andrani bersama tim sudah siap untuk melakukan tes DNA," lanjutnya.
"Pada kesempatan pertama nanti tim akan mengambil sampel DNA yang diperlukan," jelasnya.
Lebih lanjut, Pandra mengatakan bahwa pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Polres Pesawaran dan pemerintah setempat untuk melakukan pendekatan dengan keluarga korban.
"Kami sudah komunikasi langsung dengan Kapolres Pesawaran dan Bupati Pesawaran, dan mereka saat ini sedang melakukan pendekatan dan peninjauan terhadap keluarga korban," pungkas Pandra.
Penjelasan Polda Jateng
Dua warga Lampung jadi korban dukun pengganda uang bernama Mbah Slamet warga Banjarnegara, Jawa Tengah.
Kabid Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol M Iqbal Alqudusy menjelaskan, ada dua warga Lampung yang tewas ditangan dukun pengganda uang Mbah Slamet tersebut.
Polda Jawa Tengah telah menangkap Mbah Slamet atau Tohari (45), warga Banjarnegara, Jawa Tengah, sebagai pelaku pembunuhan 12 orang dengan modus bisa menggandakan uang.
Polisi mencatat ada 12 orang yang dibunuh oleh pria paruh baya tersebut, termasuk ada dua orang warga Lampung yang dibunuh.
Ia mengatakan, dua orang tersebut merupakan pasangan suami istri (pasutri) yang dibunuh pelaku.
"Jadi dari 12 korban yang kami temukan, bahwa baru tiga orang yang sudah jelas identitasnya yakni Paryanto, lahir di Jakarta 24 Januari 1970 yang merupakan korban asal Sukabumi, Provinsi Jawa Barat," kata Iqbal Alqudusy saat diwawancarai Tribunlampung.co.id melalui WhatsApp, Rabu (5/4/2023).
Korban lainnya yakni Irsad (44), warga Pesawaran, Lampung, lahir pada 10 Desember 1979 di Way Muli, Lampung Selatan.
Sementara istri Irsad yakni Wahyu Tri Ningsih (41) lahir di Simbaretno, 2 Agustus 1982.
Sebelumnya, Polda Lampung akan membantu Polda Jawa Tengah untuk melakukan penyelidikan terkait adanya warga Lampung yang menjadi korban penipuan pengganda uang Tohari (45) atau Mbah Slamet asal Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pelaku penipuan tersebut membunuh sekitar 12 orang dan di antaranya dua orang pasangan suami istri (pasutri) asal Lampung atas nama Irsyad.
Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, pihaknya akan membantu untuk penyelidikan korban asal Lampung.
"Kami akan cari tahu untuk warga Lampung tersebut, nanti kita coba telusuri dan akan berkordinasi dengan pihak Direskrimum Polda Lampung untuk mengecek korban," kata Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad.
Ia mengatakan, Polda Lampung prinsipnya akan membantu untuk menyelidiki kasus tersebut.
Polda Lampung sifatnya akan membantu untuk pengungkapan kasus tersebut, apalagi ini korbannya menjadi warga Lampung.
Hingga berita ini diturunkan Tribun Lampung masih mencari tahu keberadaan domisili dari korban dari kekejaman Mbah Slamet, yang mampu menggandakan uang tersebut.
Laporan Anak Korban
Awal mula terbongkarnya kejahatan Mbah Slamet terungkap dari laporan anak salah satu korban.
Kasus tersebut terbongkar berasal dari pesan WhatsApp korban Paryanto kepada anaknya.
Anaknya lantas melapor ke polisi, setelah diinterogasi, tersangka Slamet Tohari mengaku telah membunuh lima orang.
Para korbannya dikubur di lokasi sama di jalan setapak area perkebunan Dusun Balun, Wanayasa, Banjarnegara.
"Awalnya mengaku lima, setelah dibongkar ternyata ada sejumlah mayat lain," ucap Kapolda
(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto/Bayu Saputra)
Sempat Diperiksa di Polres Banjarnegara, Ponijo Kini Sudah Dikembalikan pada Keluarganya di Lamteng |
![]() |
---|
Ponijo Telah Diberangkatkan Polres Pesawaran ke Polres Banjarnegara untuk Dilakukan Pemeriksaan |
![]() |
---|
Polres Pesawaran Sudah Minta Keterangan Ponijo, Terkait Peran sebagai Perantara dengan Mbah Slamet |
![]() |
---|
Warga Pesawaran Lampung Jadi Korban Pembunuhan Dukun Pengganda Uang, Polisi Selidiki Sosok Perantara |
![]() |
---|
Anak Korban Suheri dan Riana Sempat Diajak Ikut Proyek Pembangunan Rumah Mbah Slamet |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.