Korban Dukun Pengganda Uang

Cerita Pilu Rani Tahu Ayah dan Ibunya Dibunuh Dukun Pengganda Uang

Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang dukun bermodus menggandakan uang di Banjarnegara, menarik perhatian khalayak ramai, tak terkecuali di Lampung.

Tribunlampung.co.id/Oky Indra Jaya
Suasana di rumah duka Suheri dan Riani, korban pembunuhan dukun pengganda uang, Slamet Tohari alias Mbah Slamet, Rabu (5/4/2023). Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang dukun bermodus menggandakan uang di Banjarnegara, menarik perhatian khalayak ramai, tak terkecuali di Lampung. 

Tribunlampung.co.id, Pesawaran -  Kasus pembunuhan yang dilakukan seorang dukun bermodus menggandakan uang di Banjarnegara, cukup menarik perhatian khalayak ramai, tak terkecuali di Lampung.

Hal tersebut lantaran korban yang dibunuh dukun pengganda uang tersebut terbilang cukup banyak yakni 12 orang.

Bahkan, 4 di antara 12 orang korban pembunuhan tersebut merupakan warga asal Lampung.

Diketahui, sebanyak 4 orang asal Pesawaran, Lampung menjadi korban pembunuhan dukun pengganda uang, Tohari alias Mbah Slamet, di Banjarnegara, Jawa Tengah.

Adapun 4 korban pembunuhan dukun pengganda uang Mbah Slamet di Banjarnegara adalah dua pasangan suami istri (pasutri) bernama Irsad dan Wahyu Triningsih serta Suheri dan Riani.

Baca juga: Keluarga Terpukul Kepergian Tragis Korban Dukun Mbah Slamet, Harap Hukuman Setimpal

Kedua pasutri tersebut merupakan warga Pesawaran, Lampung.

Tribunlampung.co.id mencoba menelusuri kediaman kedua pasutri yang menjadi korban keganasan dukun pengganda uang tersebut, di Pesawaran.

Hingga akhirnya bertemu dengan pihak keluarga dari korban.

Tribunlampung.co.id pun berhasil mewawancarai Rani Dwi Ulandari, yang merupakan anak kedua dari pasangan Suheri dan Riani, pasutri yang menjadi korban dukun pengganda uang, Mbah Slamet.

Rani menceritakan, terakhir kali berkomunikasi dengan kedua orang tuanya itu pada 8 September 2021.

Kala itu, sang ayah mengabarkan kepadanya jika tak lama lagi akan pulang ke Pesawaran.

“Dia (ayah) bilang sudah mau pulang dari lokasi daerah sana (Jawa),” kata Rani.

Rani mengungkapkan, pertemuan terakhirnya dengan kedua orang tuanya itu yakni menjelang keberangkatan mereka ke luar Lampung.

“Saat itu ayah pamit hendak bekerja, karena ayah bekerja sebagai pemborong,” ucap Rani.

Ditambahkannya, saat itu sang ayah mengaku hendak bekerja mengerjakan proyek pembangunan rumah di Jawa.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved