Wawancara Eksklusif
Warga Pesawaran Korban Pembunuhan Mbah Slamet Bagian 2, Ikhlas Tapi Proses Hukum Harus Jalan
Kasus pembunuhan 12 orang oleh Tohari Slamet alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah
Penulis: Oky Indra Jaya | Editor: soni
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Kasus pembunuhan 12 orang oleh Tohari Slamet alias Mbah Slamet, dukun pengganda uang asal Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membetot perhatian masyarakat luas.
Dari 12 korban itu, empat orang merupakan warga Kabupaten Pesawaran, Lampung.
Keempatnya adalah pasangan suami istri (pasutri) Irsad dan Wahyu Tri Ningsih, serta pasutri Suheri dan Riani.
Tribun Lampung melakukan Wawancara Eksklusif dengan anak korban pasutri Irsad dan Wahyu, Alda Cahya Fisabillilah, yang didampingi kuasa hukum keluarga korban, Nurul Hidayah.
Berikut petikan wawancara yang dilakukan oleh Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra.
Bisa diceritakan bagaimana keseharian Irsad dan istri sebelum menjadi korban pembunuhan Mbah Slamet?
Kuasa hukum: Dalam keseharian, mereka bekerja sebagai perajin tapis Lampung.
Mereka membuat tapis untuk tas, kopiah, wadah tisu, dan lainnya.
Apakah benar keluarga Irsad bersahabat dengan keluarga Suheri yang juga menjadi korban Mbah Slamet?
Kuasa hukum: Memang Irsad dan Suheri berkawan.
Rumah keduanya berdekatan, hanya berbeda desa.
Rumah Irsad di Desa Tanjung Rejo, sedangkan rumah Suheri di Desa Kalirejo.
Bagaimana awalnya keluarga korban meminta Ibu Nurul menjadi kuasa hukum?
Kuasa hukum: Saya tidak mengenal kedua pasutri ini.
Setelah membaca berita di media online, hati saya tersentuh, dan saya memutuskan untuk menjadi penasihat hukum dua keluarga ini.
Korwil Astra Group Lampung Nurul Fadil Bicara soal Kampung Berseri Astra |
![]() |
---|
Bincang dengan Kepala BPTD Kelas II Lampung Jonter Sitohang, Menuju Zero ODOL |
![]() |
---|
Pakar Hukum Unila Sebut Pemisahan Pemilu Rancu dan Membingungkan |
![]() |
---|
Hamartoni Ahadis Usung Program Puskesmas Mider di Lampung Utara |
![]() |
---|
Rektor Itera Sebut Panen Padi Bisa 3 Kali Setahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.