Berita Lampung

Lampung Bakal Vaksinasi LSD 10 Ribu Ternak, Target 95 Ribu Ekor Sapi

Adapun vaksinasi LSD hewan ternak bantuan dari Kementerian Pertanian RI dan saat ini sudah mulai didistribusikan ke kabupaten/kota di Lampung.

Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: Indra Simanjuntak
Tribunlampung.co.id / Indra S Simanjuntak
Ilustrasi vaksinasi pada hewan ternak. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sebanyak 10 ribu ekor ternak khususnya sapi di Provinsi Lampung bakal diberi vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD).

Kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Lili Mawarti mengatakan, saat ini 10 ribu vaksinasi LSD sudah disebar ke seluruh kabupaten dan kota di Lampung secara proporsional.

Adapun vaksinasi LSD hewan ternak merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian RI dan saat ini sudah mulai didistribusikan ke kabupaten/kota di Lampung.

Dengan penambahan itu, Lili Mawarti mencatatkan ada sebanyak 12 ribu sapi di Lampung menjadi sasaran vaksinasi LSD.

Sebelumnya ada 2 ribu ternak diberikan vaksinasi serupa.

Baca juga: Temukan 16 Kasus LSD pada Sapi, Disbunnak Lampung Barat Segera Lakukan Vaksinasi

Dimana 2 ribu ekor ternak tersebut, disasarkan pada wilayah lumbung ternak di Lampung.

"Provinsi Lampung sudah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1.200 ekor untuk ternak, ada di Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulang Bawang," kata Lili Mawarti.

Selanjutnya, dalam kalkulasi total, Lili Mawarti mengatakan ada sebanyak 95.920 ekor ternak yang menjadi sasaran vaksinasi LSD.

Jumlah itu setelah adanya dukungan dari perusahaan pengemukan sapi (Feedloter) yang sudah melakukan vaksinasi sebanyak 84.720 ekor.

LSD disebabkan cacar

Diterangkan Lili Mawarti, Lumpy Skin Disease/LSD merupakan penyakit hewan menular yang menyerang pada ternak sapi/kerbau.

LSD disebabkan oleh virus cacar (Pox Virus/Poxviridea).

Gejala LSD yakni pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit yang berlanjut menjadi nodul, pendarahan dan nekrosis, lesi cacar pada selaput lender saluran pencernaan dan pernapasan, leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan ganguan pernapasan.

"Penyakit ini tidak menular kemanusia (bukan zoonosis) namun menyebabkan kerugian ekonomi yang tinggi karena penurunan produksi susu, abortus, kerusakan kulit, penurunan berat badan dan menyebabkan kematian," kata Lili Mawarti.

Ratusan ternak sudah terpaparĀ 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved