Berita Lampung

Lampung Bersiap Vaksinasi LSD Lanjutan, 10 Ribu Ekor Ternak Jadi Sasaran

Sebanyak 10 ribu ekor ternak khususnya sapi di Provinsi Lampung bakal diberi vaksinasi Lumpy Skin Disease

|
Penulis: Vincensius Soma Ferrer | Editor: soni
Dokumentasi
Ilustrasi petugas Distan Tulangbawang saat melakukan pengecekan pada hewan ternak sapi di sejumlah Kecamatan. 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Sebanyak 10 ribu ekor ternak khususnya sapi di Provinsi Lampung bakal diberi vaksinasi Lumpy Skin Disease (LSD).

Rencana pemberian vaksinasi LSD itu dikatakan Kepada Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Lili Mawarti, Jumat (12/5/2023).

Lili Mawarti mengatakan saat ini 10 ribu vaksinasi LSD sudah disebar ke seluruh kabupaten dan kota di Lampung secara proporsional.

"Vaksin tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian RI, saat ini sudah mulai didistribusikan ke kabupaten/kota di Lampung," kata Lili Mawarti.

Dengan penambahan itu, Lili Mawarti mencatatkan ada sebanyak 12 ribu sapi di Lampung menjadi sasaran vaksinasi LSD.

Hal itu setelah, pada sebelumnya ada 2 ribu ternak diberikan vaksinasi serupa.

Yang 2 ribu ekor ternak tersebut, disasarkan pada wilayah lumbung ternak di Lampung.

"Provinsi Lampung sudah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1.200 ekor untuk
ternak, ada di Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulang Bawang," kata Lili Mawarti.

Selanjutnya, dalam kalkulasi total, Lili Mawarti mengatakan ada sebanyak 95.920 ekor ternak yang menjadi sasaran vaksinasi LSD.

Jumlah itu setelah adanya dukungan dari perusahaan pengemukan sapi (Feedloter) yang sudah melakukan vaksinasi sebanyak 84.720 ekor.

Diterangkan Lili Mawarti, Lumpy Skin Disease/LSD merupakan penyakit hewan menular yang menyerang pada ternak sapi/kerbau.

LSD disebabkan oleh virus cacar (Pox Virus/Poxviridea).

Baca juga: Dua Sapi di Mesuji Lampung Terjangkit Penyakit LSD


Gejala LSD meliputi pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit yang berlanjut menjadi nodul, pendarahan dan nekrosis, lesi cacar pada selaput lender saluran pencernaan dan pernapasan, leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan ganguan pernapasan.

"Penyakit ini tidak menular kemanusia (bukan zoonosis) namun menyebabkan
kerugian ekonomi yang tinggi karena penurunan produksi susu, abortus, kerusakan kulit, penurunan berat badan dan menyebabkan kematian," kata Lili Mawarti.


Ratusan Sudah Terpapar 

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved