Berita Lampung

UMKM Keripik Asya, Sulap Modal Recehan Jadi Omzet Rp 50 Juta per Bulan

Keripik Asya merupakan UMKM asal Bandar Lampung yang berhasil mengantongi omzet mencapai Rp 50 juta per bulannya.

Penulis: Kiki Novilia | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Kiki Novilia
Owner Keripik Asya, Yuyun. 

“Jadi para nyai (nenek) Lampung itu buat keripik pisang tanpa ada perasa apa pun, kecuali original dan asin saja, saya ikuti itu,” beber dia.

Tanpa disangka, produk buatannya mendapat sambutan baik dari para penggemar.

Lambat laun, ia dan sang istri membuat varian baru yang lebih kekinian berupa keripik dengan konsep lumer atau melted.

“Dunia usaha kalau ngga terus inovasi bakal susah berkembang, jadi saya baca pasar yang memang sedang digandrungi banyak orang, jadilah keripik melted,” katanya.

Dari sana lantas berkembang beragam varian rasa seperti cokelat, keju, tiramisu, green tea, susu, dan kopi.

Jangkau Pasar Nasional

Punya omzet puluhan juta rupiah tentunya berkaitan erat dengan tingginya pemasaran produk Asya.

Dikatakan Supriyadi, produk keripik buatannya telah menjangkau banyak toko di Lampung maupun nasional.

“Di Lampung, banyak toko yang sudah kita masuki. Di luar itu kita pasok barang ke Jakarta, Padang, Jambi, Jogja, dan Medan,” terangnya.

Sementara untuk penjualan online ada di Instagram, WhatsApp, Shopee dan padi UMKM.

Kata dia, jika penjualan online ternyata tidak kalah banyak dari yang offline.

“Kita gak bisa lari dari teknologi, sekarang medsos paling juara,” katanya.

Saking tingginya permintaan pasar, ia membutuhkan sekitar 5 ton bahan baku pisang per bulannya.

Pisang tersebut didapat dari Pesawaran dan Talang Padang, Tanggamus, Lampung.

“Mulai banyak banget dari online, pengirimannya pun ke berbagai kota di Indonesia,” terang dia. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved