Berita Lampung

Pemuda Idap Down Syndrom Asal Natar Dapat Rehabilitasi dari Dissos Lampung Selatan

Pemuda idap down syndrom asal Dusun Serbajadi, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, dapat rehabilitasi dari Dissos.

Dokumentasi Diskominfo Lamsel
Peri Vebriansah (20) asal Dusun Serbajadi, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan menderita down syndrom dan akan segera mendapat rehablitasi dari Dinsos Lampung Selatan. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Selatan - Peri Vebriansah (20) pemuda asal Dusun Serbajadi, Desa Pemanggilan, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, Lampung menderita down syndrom sejak usia lima tahun.

Kini, Peri Vebriansah mendapat rehabilitasi dari Dinas Sosial (Dinsos) Pemkab Lampung Selatan.

Diketahui, down syndrom merupakan kelainan bawaan ditandai dengan kumpulan gejala fisik (phenotype) berupa hidung pesek, mata kecil dan sipit, telinga kecil, lidah besar, dan perawakan pendek.

Kepala Dinas Sosial Pemkab Lampung Selatan, Puji Sukanto menjelaskan, pihaknya telah menugaskan pendamping rehabilitasi sosial untuk mengecek kondsi pemuda yang menderita down syndrom itu.

"Kami sudah menugaskan Anasary Zubaidi dan Siti Fatimah Azzahroo untuk melakukan home visit (penjangkauan) ke rumah klien untuk mengecek kondisinya," kata Puji, Rabu (16/8/2023)

Puji menuturkan, pemuda yang mengalami down syndrom itu tersebut sejak umurnya lima tahun.

Lebih lanjut Puji mengatakan, kondisi pemuda yang mengalami penyakit down syndrom tersebut disebabkan karena tumbuh kembang klien saat umur batita cukup hiperaktif.

Sehingga pada saat usianya lima tahun pihak keluarga berinisiatif membawa berobat klien ke RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung.

Masih kata Puji, pemuda yang mengalami penyakit down syndrom tersebut sempat mengkonsumsi obat resep dokter spesialis di rumah sakit selama tiga bulan.

Pada saat menuju empat bulan, terus dia, keluarga pemuda sudah tidak mampu lagi untuk melanjutkan pengobatan karena keterbatasan biaya untuk menebus obat.

Sementara, berdasarkan pemaparan keluarga, bahwa anaknya itu didiagnosa mengalami autis.

Puji menjelaskan pemuda yang mengalami down syndrom tersebut gemar merusak barang yang ada di sekitarnya.

"Anak tersebut suka merusak barang-barang di seklilingnya, seperti kasur tempat tidurnya dan lainnya," ucapnya.

"Apabila tidak dalam pengawasan ketat, pemuda yang mengalami penyakit down syndrom tersebut suka berkeliaran dan terkadang mengganggu sekitarnya," ujarnya.

Namun, tidak sampai kontak fisik dengan warga setempat.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved