Berita Lampung

BPBD Lampung Barat Akan Bentuk Satgasus Hadapi El Nino 

BPBD Pemkab Lampung Barat berencana membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) untuk menghadapi fenomena El Nino.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Kepala BPBD Lampung Barat, Padang Priyo Utomo. BPBD Lampung Barat akan bentuk satgasus untuk hadapi El Nino. 

Tribunlampung.co.id, Lampung Barat - Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD ) Pemkab Lampung Barat berencana membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) untuk menghadapi fenomena El Nino.

Pembentukkan Satgasus oleh BPBD Pemkab Lampung Barat ini akan segera dilakukan jika memang dampak El Nino yang dirasakan di Lampung Barat terbilang cukup parah.

Kepala BPBD Pemkab Lampung Barat, Padang Priyo Utomo mengatakan, pihaknya akan segera melakukan koordinasi dengan stakeholder lain terkait pembentukkan Satgasus untuk menghadapi El Nino ini.

“Karena hal ini juga merupakan mitigasi atau kesiapsiagaan dini pemerintah daerah dalam hal mengatasi masalah El Nino,” kata dia, Rabu (23/8/2023).

“Nantinya pihak kami akan berkoordinasi dahulu terhadap beberapa stakeholder seperti Disbunnak, DTPH, dan Dinas Ketahanan Pangan,” terusnya.

Padang menjelaskan, pembentukkan Satgasus itu bertujuan untuk mencari solusi atau strategi rencana guna mengatasi permasalahan dampak El Nino yang terjadi.

Sebab menurutnya, masing-masing Organisasi Perangkar Daerah (OPD) itu tentunya mempunyai tupoksi masing-masing dan pastinya saling berkaitan.

“Intinya nanti kita akan cari upaya untuk mengatasi kekeringan atau kekurangan air dari lahan perkebunan dan pertanian,” jelas dia.

“Sekaligus mengupayakan kesiapan pemerintah daeah terkait stok pangan yang ada di Lampung Barat,” sambungnya.

Jika nanti pihak OPD terkait mendukung rencana ini, pihaknya akan segera mengusulkan ke Pj Bupati agar dibuatkan SK pembentukkan.

Selain itu, tutur Padang, Lampung Barat merupakan wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan karena fenomena El Nino ini.

“Kalau untuk wilayah yang mengalami kekeringan, sebenarnya di 15 Kecamatan di Lampung Barat semuanya mengalami kondisi kekeringan,” tutur dia.

“Hanya saja tingkatannya yang berbeda-beda, dan hanya terjadi penurunan debit air bukan kekeringan ekstrem," lanjutnya.

Namun untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan ketersediaan air, pihaknya terus melakukan sosialisasi untuk bisa memanfaatkan sumber air alternatif.

"Karena memang ini perlu kita sosialisasikan ke masyarakat agar tidak terjadi kekhawatiran yang luar biasa,” jelas dia.

“Kita terus mengimbau agar warga bisa mencari alternatif sumber air seperti di sungai atau semacamnya untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan lahan perkebunan mereka," tandasnya.

Karena menurut informasi terbaru dari Perumda Limau Kunci Lampung Barat, debit air mereka dalam tiga minggu terakhir yang disalurkan ke masyarakat sudah menurun hingga 50 persen.

Sehingga masyarakat saat ini memang dituntut untuk lebih bijaksana dalam hal penggunaan air dalam situasi El Nino ini.

Sebagai informasi, fenomena El Nino ini telah membuat sejumlah lahan pertanian warga Lampung Barat mulai mengalami kekeringan.

Kepala DTPH Pemkab Lampung Barat, Natadjudin Amran menyebut, fenomena El Nino memang memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap masyarakat khususnya para petani.

“Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh petugas lapangan, saat ini banyak lahan sawah milik petani yang mulai mengalami kekeringan,” ujar dia.

“Sehingga para petani lebih memilih menunda masa tanam padi karena kurangnya pasokan air untuk pertanian mereka,” sambungnya.

Adapun lahan pertanian warga yang mulai mengalami kekeringan diantaranya seperti Kecamatan Suoh, BNS, Lumbok Seminung dan beberapa wilayah lainnya.

Akibat kekeringan itu, ada beberapa petani yang mengalami gagal tanam bahkan menunda untuk menanam padinya.

Hal itu dilakukan untuk menghindari kerugian yang lebih besar akibat dampak kemarau panjang atau fenomena El Nino ini.

“Selain itu saat ini pihak kam juga masih melakukan pendataan di lapangan mengenai lahan yang terdampak El Nino,” sebutnya.

“Sehingga kami belum mempunyai data rinci terkait luasan lahan yang sudah merasakan dampak langsung fenomena alam tersebut,” tambahnya.

Menurutnya, semua wilayah yang memiliki lumbung padi di Lampung Barat memang terancam kekeringan pada saat musim kemarau.

Contohnya seperti lahan persawahan di Kecamatan Way Tenong, Sukau, Lumbok Seminung, Suoh dan BNS.

(Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved