Berita Lampung
BKIPM Lepas Ekspor Komoditas Pertanian dan Perikanan hingga ke China
BKIPM di bawah naungan Kemenkeu bersama Great Giant Foods (GGF) melepas ekspor produk komoditi pertanian dan perikanan secara serentak.
Penulis: Agustina Suryati | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Badan Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) di bawah naungan Kemenkeu bersama Great Giant Foods (GGF) melepas ekspor produk komoditas pertanian dan perikanan secara serentak.
Kegiatan tersebut berlangsung pagi hari di Pelabuhan Pelindo Peti Kemas, Kota Bandar Lampung, Lampung, Kamis (9/11/2023).
Baca juga: Aset Pemkot Bandar Lampung Tahun 2022 Capai Rp 8,2 Triliun
Baca juga: Pemkot Bandar Lampung Minta Pedagang Pasar Bambu Kuning dan Simpur Center Jualan Online
Pelepasan dimulai dengan menekan bel sirine bersama Sahat Manaor Panggabean selaku Kepala Badan Karantina Indonesia, Ashari Sariem selaku Kepala BKIPM dan Welly Soegiono selaku Direktur PT. Great Giant Pineapple (GGP).
"Kami pemerintah ingin mendorong agar produk-produk komoditi kita bisa diekspor sebanyak- banyaknya, karena memang itu yang kita lakukan untuk memutar ekonomi di masayarakat. Hari ini kita menghadiri pelepasan ekspor untuk dua komoditi yaitu komoditi pertanian dan perikanan," ujar Sahat Manaor Panggabean, Kepala Badan Karantina Indonesia.
Secara simbolik terdapat dua kontainer besar berisikan komoditas yang hendak dilepas ekspor, satu berisi buah nanas sedangkan satu lagi adalah produk dari perikanan.
Komoditas buah nanas segar akan dilepas ekspor menuju negara tujuan China.
Sementara komoditi ekspor produk perikanan akan mendarat menuju negara Jepang dan USA.
Buah nanas segar yang akan mendarat ke negeri tirai bambu memiliki nilai total 4,176 ton dengan nilai Rp 39,8 miliar.
Kemudian pada komoditas perikanan yang meluncur ke negara sakura dan paman sam mengangkut total ekspor seberat 88 ton dengan nilai Rp 15,2 miliar.
Nilai ekspornya cukup besar terlebih pada buah nanas segar yang permintaannya cukup banyak yakni senilai Rp 39,8 miliar, disamping itu komoditi ikan sebanyak Rp 15,2 miliar.
"Nilai ekspornya cukup besar sebab nanas segar ini permintaanya cukup banyak 39,8 miliar dan untuk ikan sebanyak 15,2 miliar ini didorong supaya produk kita bisa diterima di negara- negara tujuan," katanya.
Kesempatan kali ini sudah jelas jadi harapan sekaligus peluang emas, terlebih pada ekspor buah nanas menuju negara China yang baru pertama kali dilakukan.
Sahat Manaor Panggabean mengaku bahwa Badan Karantina Indonesia sudah berjuang untuk menembus pasar ke China sejak 8 tahun yang lalu namun sering ditolak.
Kini komoditas buah nanas bisa diekspor karena kualitas komoditas sudah sesuai dengan syarat ketentuan dan telah sepenuhnya bersertifikat phytosanitary dari Badan Karantina Indonesia dan lab sehingga bisa diterima di negara tujuan.
Sertifikat phytosanitary sendiri merupakan dokumen yang menjelaskan bahwa komoditas sudah terbebas dari OPTK (Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina) tertentu.
Wisata Mesuji Bisa Tarik Banyak Pengunjung dengan Promosi yang Tepat |
![]() |
---|
Mesuji Harus Punya Brand Beras Sendiri agar Harga Gabah Bisa Lebih Tinggi |
![]() |
---|
DPRD Dukung Penuh Program Bupati Mesuji Soal Perbaikan Kondisi Jalan |
![]() |
---|
Cerita Petugas SPBU di Candimas Natar Dianiaya Sopir Truk karena Ditolak Isi Solar |
![]() |
---|
Selamatkan Anak Saat Makan, PCPI Ingatkan Orang Tua Teliti Cara Olah Makanan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.