Berita Lampung

Catat Kerugian Rp 197 Miliar, HIPMI Lampung Ajak Pemkot dan Masyarakat Solid Kerjasama Atasi Banjir

Merujuk catatan HIPMI Provinsi Lampung, kerugian akibat banjir ini mencapai Rp197 miliar.

Istimewa
Ketua HIPMI Provinsi Lampung Ahmad Giri Akbar. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG- Banjir yang melanda Bandar Lampung akibat hujan deras yang mengguyur dalam beberapa hari terakhir  menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat dan pelaku usaha di provinsi Lampung.

Terutama banjir yang merendam pemukiman warga di beberapa wilayah di Bandar Lampung pada Sabtu (24/1/2024) pekan kemarin.

Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Lampung mendorong Pemkot Bandar Lampung untuk mengambil langkah yang lebih besar untuk mencegah terulangnya banjir besar yang merendam pemukiman warga.

Ketua HIPMI Provinsi Lampung, Ahmad Giri Akbar, mengungkapkan, langkah besar perlu dilakukan Pemkot Bandar Lampung untuk mencegah terjadinya kerugian besar di semua lini kehidupan warga Kota.

"Ini pentingnya upaya pencegahan dan penanganan bencana secara komprehensif demi melindungi masyarakat dan keberlangsungan usaha di wilayah terdampak," terang Ahmad Giri Akbar, Senin (26/2/2024).

Merujuk catatan HIPMI Provinsi Lampung, kerugian akibat banjir ini mencapai Rp197 miliar.

Baca juga: Wakil Ketua DPRD Desak Pemkot Bandar Lampung Prioritaskan Penanganan Banjir

Baca juga: Banjir di Bandar Lampung Akibatkan Peralatan Elektronik Warga Rusak

Ahmad Giri Akbar, menjelaskan bahwa kerugian tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari kerugian fisik hingga dampak terhadap laju ekonomi. 

"Kerugian itu ada bangunan rumah, mesin produksi, dan mini pabrik menjadi korban utama banjir, terutama yang berlokasi di area produksi UMKM," papar Giri.

Selain itu, Giri mengungkapkan, ada juga kendaraan yang terendam banjir, usaha hewan ternak seperti ikan, barang elektronik, dan alat rumah tangga juga mengalami kerugian yang signifikan.

"Yang lebih mengkhawatirkan adalah dampaknya terhadap laju ekonomi," papar Giri.

Tak hanya itu, terhambatnya perputaran uang selama musibah banjir berlangsung menyebabkan kerugian ekonomi hingga 30 persen. 

Hal ini akan berdampak besar bagi pelaku UMKM yang memerlukan waktu untuk merevitalisasi usahanya.

HIPMI berkomitmen untuk melakukan inventarisasi secara detail terkait kerugian akibat banjir, khususnya kepada para pelaku usaha. 

"Namun, penanganan masalah ini memerlukan kerjasama yang solid antara pemerintah dan masyarakat," tandas Giri. (*)

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/rls)

 

 

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved