Berita Lampung

Ambulans Puskesmas Tak Ada Sopir, Pasien Dirujuk Pakai Motor, Jatuh Lalu Meninggal

Akhirnya pasien di Tulangbawang Barat tersebut dilarikan menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit yang jaraknya berkisar 7-10 kilo meter.

Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama
Anggota Komisi V DPRD Lampung, Budhi Condrowati menceritakan soal kejadian pasien yang tidak mendapat pelayanan puskesmas hingga akhirnya meninggal dunia. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Tulangbawang BaratKabar tidak mengenakkan datang dari Tulangbawang Barat, Lampung. Dimana seorang pasien meninggal setelah diduga ditolak puskesmas.

Akhirnya pasien di Tulangbawang Barat tersebut dilarikan menggunakan sepeda motor menuju rumah sakit yang jaraknya berkisar 7-10 kilo meter.

Ironisnya saat dibawa pakai motor, pasien disebut  sempat terjatuh di perjalanan.

Sayangnya ketika sampai di rumah sakit dinyatakan sudah meninggal dunia.

Anggota Komisi V DPRD Lampung, Budhi Condrowati menceritakan terkait kejadian pasien yang diduga ditolak puskesmas di Tulangbawang Barat lalu meninggal itu.

Menurutnya, pasien yang diperkirakan keracunan itu dilairkan ke pelayanan gawat darurat puskesmas Rawat Inap Mulya Asri, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Kabupaten Tulangbawang Barat.

Sayangnya pasien tersebut tidak mendapat pelayanan pertolongan pertama dari petugas puskesmas

Justru pihak puskesmas mengarahkan pasien ke RS Asyifa Medika yang jaraknya kisaran 7-10 kilometer dari Puskesmas Mulya Asri.

Tapi pihak puskesmas tidak memberi pelayanan ambulans kepada pasien dengan alasan tidak ada sopir.

Dalam kondisi tak berdaya, pasien dibawa menggunakan motor oleh keluarganya.

"Dalam perjalanan pasien sempat terjatuh dan sesampainya di RS Asyifa pasien itu dinyatakan meninggal dunia," ujar anggota Komisi V DPRD Lampung Budhi Condrowati kepada Tribunlampung, Jumat (12/4/2024).

Mengenai hal itu, Condrowati menyayangkan petugas puskesmas yang dinilai tidak memiliki perikemanusiaan.

Selain itu, dia menyayangkan pihak puskesmas rawat inap tidak memberikan pertolongan pertama sebagaimana SOP kesehatan yang berlaku.

Dikonfirmasi terkait laporan itu, Kepala Dinas Kesehatan Tulangbawang Barat Majril turut menyayangkan tindakan petugas Puskesmas Mulya Asri.

Sebagai langkah tegas, Majril mengaku akan segera melakukan investigasi dan evaluasi' terhadap laporan warga setempat.

"Benar, saya mendapat kabar dari anggota DPRD Lampung Ibu Condrowati mengenai hal ini. Tentu kami dari Diskes Tubaba akan segera melakukan investigasi dan evaluasi terhadap petugas puskesmas tersebut," kata Majril, Jumat (12/4/2024).

Dia mengatakan, puskesmas seharusnya menjadi garda terdepan ketika ada warga yang sakit.

"Kami sudah ada SOP dan sudah seharunya puskesmas menjadi garda terdepan terhadap warga yang berobat," ujarnya.

Atas kejadian itu, ia menyampaikan permohonan maaf kepada keluarga almarhum dan kepada warga setempat.

"Saya sampaikan permintaan maaf kepada masyarakat. Nanti setelah selesai cuti bersama lebaran ini saya bersama jajaran akan turun langsung ke Puskesmas Mulya Asri untuk melakukan pembinaan," tuturnya.

Majril juga turut menyampaikan terima kasih kepada anggota DPRD Lampung Budhi Condrowati yang telah melaporkan kejadian tersebut dan meredam warga atas kejadian di Puskemas Mulya Asri.

Sebelumnya, anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung Budhi Condrowati menyoroti buruknya pelayanan Puskesmas Rawat Inap Mulya Asri, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tulangbawang Barat.

Pasalnya, puskesmas tersebut tidak melayani warga setempat yang sakit.

Mirisnya, pihak puskesmas justru membiarkan pasien yang sakit menuju rumah sakit menggunakan sepeda motor.

Warga bernama Putu Alit (54) itu berprofesi sebagai petani.

Ia meninggal dunia pada 8 April 2024 karena tak sengaja menelan pestisida saat bekerja.

Budhi Condrowati mengatakan, dari informasi yang ia dapat, awalnya ketika bertani di ladang, Putu diduga tersengat racun.

Saat itu anaknya melihat Putu dalam keadaan tergeletak.

Setibanya di puskesmas, Putu diduga tidak ditangani secara profesional.

Perawat yang berada di puskesmas hanya mengepit tangan Putu dan memintanya untuk bangun.

Ia tidak mengambil tindakan reaktif yang lain.

Selanjutnya pihak puskesmas justru mengarahkan pasien dirujuk ke Rumah Sakit Asy-Syifa Medika.

Tapi pihak puskesmas tidak mengantarkan pasien tak berdaya itu menggunakan mobil ambulans dengan alasan tidak ada sopir.

Akhirnya keluarga membawanya dengan menggunakan sepeda motor dan sempat terjatuh dalam perjalanan.

"Logika aja, itu kan tempat berobat dan harusnya ambulans standby 24 jam. Ini kan nyawa pertaruhannya. Kan tidak masuk akal ketika beralasan tidak ada sopir.

Bahkan tidak hanya korban yang dirugikan. Banyak laporan masyarakat yang negatif tentang Puskesmas Mulya Asri ini. Saya minta seluruh pegawai dievaluasi," kata Budhi Condrowati, Jumat (12/4/2024).

"Harusnya kan ada tindakan gawat darurat, dicek, dikasih oksigen atau diapain lah. Tapi ini enggak ada," sambungnya.

Ketua DPC PDIP Mesuji itu mengaku akan mengawal dan melakukan investigasi terhadap petugas Puskesmas Mulya Asri.

"Saya akan kawal ini hingga benar-benar clear agar tidak ada kejadian serupa," pungkasnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Riyo Pratama)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved