Berita Terkini Nasional

Suami Tuduh Istri Kabur, Anak Bongkar Fakta Ibunya Dibunuh 6 Tahun Silam dan Jasadnya Dicor

Henky telah membunuh sang istri pada 2017 silam. Aksi keji Henky baru ketahuan di tanggal 13 April 2024 karena dibongkar oleh anak kandungnya.

kolase tribun timur
Viral kasus suami bunuh istri dan jasadnya dikubur di dalam rumah di Makassar 6 tahun silam. Baru terbongkar setelah anak melapor. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Makassar - Kasus suami bunuh istri yang mayatnya dicor di Makassar, Sulawesi Selatan, menggegerkan publik. Kasus tersebut baru terungkap setelah 6 tahun lebih berlalu.

Pelaku bernama Henky Talik (42), dan korban yang juga istrinya bernama Jumiati (35). Keduanya merupakan warga Kelurahan Bonotoala Tua, Kecamatan Bontoala, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Henky telah membunuh sang istri pada 2017 silam. Aksi keji Henky baru ketahuan di tanggal 13 April 2024 karena dibongkar oleh anak kandungnya, remaja perempuan berinisial F, yang kini telah berusia 17 tahun.

Anak kandung Henky dan Jumati tersebut menjadi saksi pembunuhan saat masih duduk di bangku SD.

F yang tak tahan lagi menyembunyikan rahasia besar sang ayah selama bertahun-tahun, akhirnya berani mengadu ke polisi.

Terlebih selama enam tahun terakhir, F kerap mendapatkan perlakuan kasar dan kekerasan dari ayahnya.

Selepas lebaran Idul Fitri 2024, F melaporkan ayah kandungnya, Henky ke Polrestabes Makassar atas kasus penganiayaan.

Belakangan, polisi justru tersentak tatkala mendapati fakta bahwa Henky telah mengecor mayat istrinya di rumah.

Penjelasan polisi

Terkait motif, polisi mengurai pengakuan mengejutkan pelaku.

Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, menyatakan kasus ini terungkap setelah anak korban, F (17) mendatangi Mapolrestabes Makassar untuk melaporkan kasus penganiayaan yang dialaminya.

"Awalnya ada korban seorang wanita usia 17 yang datang melapor ke Polrestabes Makasaar melaporkan dugaan penganiayaan oleh ayahnya atau orangtuanya sendiri," papar Irjen Pol Andi Rian, Minggu, dikutip dari TribunTimur.com.

Dalam proses pemeriksaan terungkap H juga menganiaya istrinya hingga tewas dan menguburkan jasad di rumah.

"Kemudian pada saat didalami oleh penyidik, dilakukan interogasi, selain keterangan dia dianiaya oleh ayahnya dia juga menceritakan bahwa ibunya bukan lari (dengan pria lain) karena selama ini informasi setelah kita dalami istrinya katanya lari dengan laki-laki lain," lanjutnya.

Mendapat infomasi tersebut, Tim Jatanras Polrestabes Makassar mencari keberadaan H dan melakukan penangkapan.

"Ternyata dari keterangan si anak bahwa ibunya bukan lari tapi dianiaya sampai mati dan kejadiannya 2018, kalau kita hitung berarti sudah 6 tahun," tukasnya.

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib menjelaskan, aksi pembunuhan yang dilakukan Henky terjadi di bulan Agustus 2017.

"Anak korban melaporkan juga adanya tindakan kekerasan yang dilakukan bapaknya kepada ibunya tahun 2017. Kita lakukan tindakan, kita tangkap HT. Setelah kita lakukan pemeriksaan awal, HT mengaku telah menganiaya anak dan istri. Kita lakukan olah TKP, ternyata di belakang rumahnya ada barang bukti berupa tulang dan tengkorak manusia, pakaian dan kantong plastik untuk membungkus korban," ungkap Kombes Pol Mokhamad Ngajib dilansir dari tayangan TV One News, Selasa (16/4/2024) via TribunBogor.

"Pelaku mengaku istrinya telah melakukan hubungan dengan pria lain sehingga motifnya cemburu antara pelaku ke istrinya. Telah dilakukan penganiayaan sebanyak tiga kali. Hari ketiga korban meninggal dunia," ujar Kombes Pol Mokhamad Ngajib.

Setelah aksi pembunuhan tersebut ia lakukan, Henky pun memboyong dua anaknya untuk pindah ke rumah orang tuanya. Sementara rumah tersebut dikontrakkan.

Polisi pun menggeledah rumah tersebut dan menemukan tulang belulang Jumiati di coran tembok.

Pengakuan pelaku

Sementara itu, saat berada di Mapolrestabes Medan, H mengaku telah menganiaya istrinya hingga tewas.

Motif penganiayaan ini lantaran H curiga korban diduga bertemu dengan mantan kekasih.

"Saya curigai ketemu sama mantan pacarnya di Lorong 1 saya tanya tapi dia tidak mau mengaku," papar H.

H mengaku menganiaya istrinya menggunakan tangan serta balok kayu.

"Saya pukul pakai tangan di (bagian) dada dan perut. Saya lupa bulan berapa, kira -kira 2018." 

"Saya juga pukul pakai (balok) kayu di bagian kepala, saya lupa berapa kali," beber pelaku.

Setelah korban tewas, jasadnya diseret ke bagian belakang rumah.

Jenazah kemudian dimasukkan ke dalam lubang dan ditutup menggunakan semen.

"Saya taruh di belakang rumah, saya timbun pakai pasir, kasi semen diatasnya tidak cor." 

"Tidak (saya gali), sudah ada memang kubangannya di situ, tanah kosong memang di belakang (rumah), ada lubang," jelasnya.

Kepada aparat, Henky santai mengakui perbuatannya.

Pun dengan tabiat Henky yang sempat menyebar fitnah istrinya kabur selama bertahun-tahun dengan pria lain.

Padahal Jumiati telah meninggal dibunuh dan dicor Henky.

Atas aksinya itu, Henky mengaku sengaja melakukannya karena cemburu.

"(Tega bunuh istri) gara-gara saya curiga (korban) ketemu mantan pacarnya, saya tanya dia (korban) tidak mengaku," pungkas Henky.

Kala ditanyai soal kronologi pembunuhan, Henky mengaku sudah lupa.

Mendengar jawaban Henky, penyidik pun tampak gusar karena pelaku terlihat santai bak tak bersalah.

"Saya kubur pakai tangan, saya pukul dada dan perut (korban)," pungkas imbuh Henky.

"Berapa kali?" tanya penyidik.

"Saya lupa. Tahun 2018. Jenazahnya saya timbun pakai pasir, saya kasih semen di dalamnya, saya cor," ujar Henky.

Pengakuan saksi sekaligus anak korban 

Kepada penyidik, F mengungkap kenangan pahit yang tak bisa ia lupakan.

Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, F harus menyaksikan pemandangan mengerikan yakni sang ayah membunuh ibunya.

Kala itu F tak bisa berkutik melihat kebiadaban Henky Talik.

"Waktu itu saya masih kelas IV SD. Sepulang sekolah saya melihat mama saya terbaring di lantai. Saya hampir tidak mengenalinya karena wajahnya sudah bengkak," ujar F kepada penyidik dikutip dari akun @jatanras_mksr.

Bukan cuma tak berdaya, F juga pasrah kala didoktrik oleh sang ayah. Yakni agar menyembunyikan aksi pembunuhan Henky.

Padahal saat itu F terkejut karena melihat ibunya sudah jadi mayat.

"Dua hari kemudian setelah pulang sekolah, saya masih melihat mama saya terbaring di tempat yang sama. Saya melihat bapak saya membawa masuk ke dalam rumah pasir dan semen kemudian memberitahukan kepada saya 'kalau ada yang bertanya semen itu untuk apa, saya harus jawab untuk membuat kolam ikan'," pungkas F.

Sejak tahun 2017, F menyembunyikan tabiat sang ayah.

Namun selama itu juga F mendapatkan penyiksaan dari Henky.

"Bapak saya kemudian mengajari saya dan adik saya yang waktu itu masih berumur 5 tahun bahwa jika ada yang bertanya 'mama kamu ke mana' sampaikan bahwa mamamu pergi entah ke mana," imbuh F.

Setelah tabiat ayah kandungnya terkuak, F gemas ingin menghajar Henky karena telah membunuh ibunya.

Momen itu terlihat kala F bertemu dengan ayahnya, Henky di TKP pembunuhan Jumiati.

Saat Henky menunjukkan lokasi mayat Jumiati dicor, F berteriak histeris di luar rumah.

Sembari menangis, F terus memberontak hendak menghampiri sang ayah.

F pun beberapa kali menunjuk-nunjuk rumah lamanya lokasi mayat ibunya dicor.

Karenanya, F pun ditenangkan oleh penyidik dan keluarga agar bisa tenang.

"Di sana mamaku," teriak F sambil menangis di TKP.

Artikel ini telah tayang di  jatim.tribunnews.com

(Tribunlampung.co.id)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved