Berita Lampung

Disbunnak Minta Petani Kopi di Lampung Barat Tak Panen Sebelum Waktunya

Disbunnak Lampung Barat meminta petani kopi di Lampung Barat agar tidak memanen sebelum waktu panen.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
Ilustrasi - Buah kopi yang masih hijau. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Lampung Barat - Disbunnak Pemkab Lampung Barat meminta petani kopi di Lampung Barat, Lampung agar tidak memanen sebelum waktu panen.

Kabid Perkebunan pada Disbunnak Pemkab Lampung Barat, Sumarlin mengatakan, hal itu dilakukan mengingat saat ini sudah dekat waktu panen raya dan harga kopi sedang naik.

“Potensi panen kopi sebelum waktunya dilakukan oleh petani untuk memanfaatkan harga jual saat ini,” ujarnya mewakili Kepala Disbunnak Pemkab Lampung Barat, Yudha Setiawan, Jumat (26/4/2024).

“Jika hal itu tetap dilakukan, tentunya akan beresiko pada kualitas biji kopi yang dihasilkan,” sambungnya.

Apalagi menurutnya, harga kopi asalan yang kualitasnya kurang saat ini sudah berada di angka Rp 55 ribu per kg.

Kendati begitu, pihaknya tetap mengimbau agar petani kopi tetap mamenan dalam keadaan biji kopi sudah tua dan merah.

“Namun kami tetap mengimbau petani tetap melakukan petik merah sehingga kualitas biji kopi yang dihasilkan akan baik dan tentunya harga jualnya akan lebih tinggi," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, harga kopi robusta di Lampung Barat, Lampung semakin naik jelang panen raya.

Naiknya harga kopi robusta ini juga dibenarkan oleh Kabid Perkebunan Disbunnak Pemkab Lampung Barat, Sumarlin.

"Iya, untuk biji kopi kering di lapangan rata-rata memang sudah Rp 60 ribu per kg,” ujarnya.

“Tergantung wilayah dan kualitas. Karena ada yang dihargai Rp 55-60 ribu per kg untuk yang asalan. untuk grade 4A bisa tembus Rp 76 ribu per kg," terusnya.

Menurut Sumarlin, kenaikan yang terjadi pada  harga kopi robusta saat ini disebabkan oleh kebutuhan pasar yang meningkat.

“Selain itu, pasokan kopi dunia turun dengan cuaca di beberapa negara penghasil kopi seperti Brazil mengakibatkan produksi mereka terganggu,” jelasnya.

“Sementara kebutuhan kopi terus meningkat. Maka dari itu harga kopi saat ini juga naik terkhusus di Indonesia,” tambahnya.

Ia menambahkan, masa panen raya kopi di Lampung Barat terbagi dalam tiga zona berdasarkan waktu panennya.

“Untuk zona pertama Belalau dan sekitarnya. Wilaya tersebut akan memasuki panen raya April-Mei,” sebutnya.

“Zona kedua Way Tenong dan sekitarnya termasuk Suoh dan BNS di bulan Juli. Air Hitam dan sekitarnya sekitar bulan Agustus,” sambungnya.

Dengan kenaikan yang terus terjadi ini, ia bersama petani kopi setempat berharap harga kopi ini akan bertahan hingga panen raya berlangsung.

“Semoga harga jual kopi saat ini bisa bertahan, minimal bisa bertahan hingga panen raya nanti berlangsung,” harapnya.

“Sehingga dengan didukung produksi yang meningkat, maka perekonomian masyarakat Lampung Barat juga akan meningkat," tambahnya.

Terkait potensi terjadinya pencurian buah kopi jelang panen raya ini, kini pihaknya mengimbau petani untuk meningkatkan kewaspadaan.

"Kalau ada yang mencurigakan masuk ke kebun tetangganya maka ia harus peduli dengan menegur atau menanyakan tujuannya,” imbaunya.

“Jangan sampai satu tahun dirawat dan dijaga lalu buah kopinya dipanen oleh oknum tak bertanggungjawab," pungkasnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved