Berita Terkini Nasional
Sosok Oknum yang Arahkan Jalannya Prarekonstruksi Kasus Vina, Tak Turun dari Mobil
Saat sesi prarekonstruksi kasus pembunuhan Vina Cirebon di depan SMPN 11 Cirebon, ada sosok misterius yang mengarahkan jalannya prarekonstruksi.
Dari Bandung, Bondol tiba di Cirebon pukul 23.00 WIB.
Ia turun di jalan tol km 202, kemudian naik celah dan lanjut jalan kaki ke rumahnya.
Lihat Kecelakaan di Flyover
Saat itulah, menurut Bondol, ia melihat keramaian di flyover Talun dan mendengar kabar soal adanya kecelakaan.
"Saya jalan kaki di bawah flyover, di atas orang rame lagi ada kecelakaan," jelasnya.
Namun Bondol tak ingat kondisi Vina dan Eky di TKP karena hanya melihat dari kejauhan.
"Abis lihat itu pulang ke rumah terus tidur," kata Bondol lagi.
Setelah beberapa hari, Bondol pun kaget saat mendapat kabar kalau rumah Pegi digeledah polisi.
Bahkan Bondol langsung mendatangi rumah ibunda Pegi untuk mencari tahu informasi.
"Saya main (ke rumah Pegi), katanya Pegi (diduga pelaku). Saya kaget, Pegi kan masih di Bandung," ungkapnya.
Siap Lawan Aep di Pengadilan
Menurut Bondol, sepengetahuannya, Pegi Setiawan sejak saat itu tak pernah diperiksa oleh polisi.
Soal kesaksiannya itu, Bondol mengaku siap jika harus bersaksi di pengadilan dan membantah keterangan Aep.
"Ke pengadilan disumpah pakai Al Quran bersedia?" tanya Dedi Mulyadi.
"Bersedia Pak," jawab Bondol.
"Kalau bohong dipenjara loh, bersedia?" kata Dedi Mulyadi lagi.
"Bersedia," jawab Bondol yakin.
"Kenapa enggak takut dipenjara?" tanya Dedi penasaran.
"Saya orang jujur," kata Bondol.
Sama dengan Bondol, Ibnu dan Suparman juga mengaku bersedia menjadi saksi untuk meringankan Pegi Setiawan di pengadilan.
Bahkan Suparman dan Ibnu yakin bahwa pada malam tanggal 27 Agustus 2016 itu Pegi bersama mereka di bedeng.
Ketiga saksi kunci ini kabarnya akan diperiksa penyidik dari Polda Jabar pada Jumat (1/6/2024).
Kebohongan Aep Terbongkar
Satu di antara saksi kunci kasus pembunuhan Vina Cirebon dan kekasihnya, Eky, baru-baru ini menjadi sorotan lantaran kesaksiannya yang dianggap berbohong.
Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.
Satu di antara saksi mata yakni bernama Aep, mengaku berada di lokasi kejadian 8 tahun silam dan melihat insiden pembunuhan tersebut.
Namun, kesaksian Aep tersebut justru diragukan lantaran warga di sekitar TKP membantahnya.
Aep mengaku melihat saat para pelaku melempari batu dan mengejar Eky dan Vina.
Namun ada kejanggalan dalam kesaksian Aep.
Aep bercerita malam pukul 21.30 WIB ia keluar untuk membeli rokok di samping SMP 11 Cirebon.
"Saya lagi beli rokok, jajanan di warung samping SMP 11," kata Aep saat diwawancara Dedi Mulyadi.
Saat di warung, Aep mengaku melihat motor Eky dan Vina.
Ia mengatakan ketika itu kelompok pemuda yang kini jadi terpidana kemudian melempari Eky dan Vina.
"Ada motor korban lewat, terus dilemparin batu dia langsung kabur terus dikejar sama anak muda yang biasa nongkrong di situ," kata Aep.
Melihat kejadian itu Aep mengaku langsung pulang.
"Saya juga takut, saya pulang lagi. Yang ngejar motor 4 boncengan. Saya takut, saya pulang," katanya.
Namun pada kenyataannya, warung yang ada di kawasan tersebut hanya ada di dalam gang dan di seberang SMP 11 Cirebon.
"Udah jualan tapi gak tahu apa-apa," kata ibu pemilik warung.
Warung tersebut tutup pukul 00.00 WIB.
Pemilik warung justru tidak melihat adanya kejar-kejaran motor seperti yang digambarkan Aep.
"Tapi waktu itu jam 9 jam 10 gak ada orang. Gak ada orang lewat banyak gitu gak ada," kata pemilik warung.
Seorang warga, Fery bahkan sangat meragukan kesaksian Aep.
Menurutnya jarak pandang dari warung ke lokasi nongkrong sangatlah jauh.
Jarak antara warung dengan tempat nongkrong para pelaku sangat jauh.
"Darimana dia (Aep) bisa melihat Pegi dan temannya melempari korban," kata Fery.
Diingatkan kembali Eky dan Vina tewas di Desa Kepompingan, Talu, Kabupaten Cirebon pada Sabtu 26 Agustus 2016 silam.
Dalam isi dakwaan, Eky dan Vina melintas menggunakan jaket geng motor.
Mereka diadang 11 pelaku kemudian dilempari batu.
Sampai kemudian, pelaku mengejar Eky yang membonceng Vina.
Ketika di Jembatan Talu, pelaku menghantam Eky menggunakan kayu sampai terjatuh.
Mereka kemudian dibawa ke lahan kosong belakang showroom.
Di sana Eky dan Vina dianiaya sampai meninggal dunia.
Selang beberapa hari Aep melaporkan kejadian ini pada ayah Eky, Rudiana.
Atas laporan itu Rudiana bersama 4 anggota Sat Narkoba menangkap 8 pelaku.
Akibatnya Aep sampai diincar oleh salah satu pelaku, Rifaldi alias Ucil.
"Kalau mau nganu orang sih urusin aja yang kemarin jadi saksinya kita malah kita ngoceh sama bawa-bawa anak geng motor," tulis akun Ucil.
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TribunJabar.id )
| Lansia Jadi Korban Modus Ganjal ATM, Rp 135 Juta Raib |
|
|---|
| Kades Mohon-mohon Agar Tak Ditangkap Usai Korupsi Rp547 Juta, Janji Kembalikan |
|
|---|
| Pria di Sumsel Raup Rp 458 Juta Lewat Modus Penipuan Mitra MBG |
|
|---|
| Kaesang Ungkap Syarat yang harus Dipenuhi PSI Bila Ingin Kalahkan NasDem |
|
|---|
| Tante Tega Jual Keponakan Gegara Terlilit Pinjol, Ancam Bunuh Jika Melawan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/Sosok-Oknum-yang-Arahkan-Jalannya-Prarekonstruksi-Kasus-Vina-Tak-Turun-dari-Mobil.jpg)