Anak Aniaya Ayah Kandung

Kata Psikolog Soal Anak Aniaya Ayah Kandung di Pesisir Barat Lampung

Psikolog RSJ Lampung, Retno A Riani menilai penganiayaan yang mengakibatkan seorang ayah hingga meninggal disebabkan tidak adanya koneksi afeksi.

|
Tribunlampung.co.id
Psikolog Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung, Retno A Riani mengungkap hal yang kemungkinan melatar belakangi anak aniaya ayah kandung di Pesisir Barat, Lampung. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Psikolog menilai peristiwa penganiayaan anak terhadap ayahnya di Pesisir Barat Lampung hingga meninggal dunia disebabkan hubungan yang tidak harmonis.

Psikolog Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lampung, Retno A Riani menilai penganiayaan yang mengakibatkan seorang ayah hingga meninggal disebabkan tidak adanya koneksi afeksi antara orang tua dan anak.

"Kalau saya lihat, ini terjadi hubungan yang kurang harmonis antara anak dengan ayah.

Jadi ketika ayah membutuhkan bantuan ke toilet entah BAB atau BAK, anak menolak dengan alasan masih makan," ujar Retno kepada Tribun Lampung, Kamis (13/6/2024).

"Menurut saya, ini tidak ada koneksi afeksi antara orang tua dan anak, dan ini lebih kepada pola asuh," jelas Retno.

Menurut Retno, seharusnya anak memprioritaskan membantu orang tua, terlebih orangtuanya sedang dalam keadaan sakit.

"Semestinya, ketika diminta tolong orang tua yang membutuhkan bantuan, walaupun kondisi anak sedang makan, paling tidak anak harusnya mendahulukan prioritas yang lebih penting," kata Retno

Di samping itu, Retno juga menilai ada keanehan, lantaran ayah yang dalam kondisi lemah karena sakit struk, namun bisa bertengkar dengan anaknya.

"Sebetulnya posisi ini tidak menguntungkan korban karena fisiknya lemah. Semestinya orang yang membutuhkan pertolongan idealnya harus bersikap lebih sabar, sekalipun dia adalah orang tua," kata Retno.

"Karena mustahil terjadi percekcokan ketika tidak ada saling menyulut emosi antara pelaku dan korban," jelasnya.

Dengan kondisi anaknya yang lebih bugar, lanjut Retno, maka orang tuanya yang dalam posisi sakit otomatis lebih lemah sehingga sampai menjadi korban.

"Tapi di sisi lain, saat ditangkap polisi anaknya ternyata dalam posisi mabuk lem. Menurut saya, ini kemungkinan memang sudah bermasalah," ucap Retno.

"Artinya anaknya juga dimungkinkan bisa jadi mengarah ke tindakan negatif yang lebih lanjut," jelasnya.

Retno pun menilai, bahwa kemungkinan pelaku menggunakan lem sebagai pelarian untuk mabuk.

Sehingga kata Retno, pelaku memang sudah bermasalah, pasalnya, dia tidak memiliki kemampuan untuk mencari pertolongan.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved