Berita Terkini Nasional
Bocah SD di NTT Meninggal Setelah Digigit Anjing Peliharaan, Selama Dua Bulan Tidak Dibawa Berobat
Nahas seorang pelajar SD di Manggarai Timur, NTT berinisial YMS, meninggal dunia pascadua bulan digigit anjing peliharaannya sendiri.
Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Ngada drh AM Felisitas Killa mengatakan, korban digigit oleh anjing yang belum divaksin.
Selain itu juga tidak ada laporan kepada pihaknya untuk dilakukan pencegahan dini berupa pemberian VAR.
"Semua kasus gigitan harus dilaporkan ke dinas agar segera dilakukan observasi dan apabila dalam 15 hari anjing itu belum mati, artinya korban tidak perlu di VAR. Tetapi kalau anjing itu mati, maka akan dilakukan tindakan kepada korban," ujarnya.
Dan berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai Timur, ada sebanyak 1.188 orang atau warga di Manggarai Timur digigit HPR jenis anjing dari bulan Januari sampai September 2024.
Tintin menerangkan, dari 1.188 kasus ini umumnya sudah diberi VAR, kecuali korban YMS.
Disinggung apakah setiap puskesmas tersedia VAR untuk manusia, kata Tintin, tergantung stok vaksin di gudang.
Apabila stok cukup, maka tiap puskesmas diberikan untuk menyimpan VAR, namun jika stok menipis maka hanya ada beberapa puskesmas center saja.
Sehingga bila ada kasus gigitan anjing, maka akan dirujuk ke puskesmas terdekat yang ada stok VAR.
Saat ini, kata Tintin, stok VAR tersedia 450 vial.
Dengan stok ini, pihaknya memperkirakan sampai bulan Desember 2024 sangat bisa untuk menangani kasus gigitan hewan penular rabies (HPR).
Sementara anggota DPRD Ngada, Yosef Filius David Jawa mendukung langkah nyata Pemkab Ngada dalam hal ini dinas teknis untuk memutus mata rantai penyebaran rabies yang menyebabkan tiga orang meninggal dunia baru-baru ini.
Anggota DPRD dari PKB Kabupaten Ngada itu mendorong pemkab mengambil langkah strategis untuk mengeliminasi HPR anjing yang belum diikat atau dikandangkan.
"Kami mengharapkan agar stakeholder segera mengambil langkah strategis mengatasi kasus ini, misalnya dengan mengeliminasi hewan (anjing) yang tidak diikat dan belum divaksin. Kalau langkah seperti ini diambil, niscaya kasus-kasus gigitan dan jatuhnya korban akibat virus rabies biasa diatasi. DPRD sesuai kewenangannya pasti mendukung aksi-aksi nyata penanganan kasus rabies," jelasnya, Selasa (15/10/2024) sore.
Selain itu ia mengharapkan, kesadaran semua pihak bahwa hewan peliharaan seperti anjing sangat rawan terpapar rabies.
Untuk itu setiap instruksi yang dilayangkan oleh pemerintah untuk mengikat hewan atau dikandangkan juga lakukan vaksinasi, perlu diperhatikan.
"Masyarakat pemilik anjing harus menyadari bahwa hewan peliharaannya sangat berpotensi menyebar virus ini. Instruksi dari pemerintah dalam hal ini dinas peternakan sudah sering disampaikan untuk memvaksinasi hewan peliharaannya," pungkasnya. (tribunnetwork)
Astrid Khairunisha Istri Uya Kuya Bereaksi Bela Suami dengan Membeberkan Kebaikannya |
![]() |
---|
Sri Mulyani Akhirnya Muncul Mohon Maaf Masih Banyak Kekurangan hingga Janji Perbaikan |
![]() |
---|
Sherina Munaf Selamatkan Satu Kucing Uya Kuya Pasca Penjarahan Kondisi Memprihatinkan |
![]() |
---|
6 Tewas dalam Unjuk Rasa Sepekan Terakhir di Berbagai Daerah, Terbanyak Makassar |
![]() |
---|
Pemuda Kembalikan Mangkuk yang Diambil dari Rumah Sri Mulyani seusai Gencar Penangkapan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.