Pilkada Pesisir Barat

Cerita Tukang Ojek Bertaruh Nyawa Antar Logistik Pilkada ke Daerah Terpencil Way Haru

Mulai dari jalan gantung berlantaikan papan, memasuki muara, hingga sepanjang jalan yang berlumpur membuat tantangan tersendiri bagi yang melintas.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: Indra Simanjuntak
Istimewa/Tribunlampung.co.id
Suasana distribusi logistik Pilkada menuju Way Haru Pesisir Barat. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Pesisir Barat - Pendistribusian logistik Pilkada 2024 di Way Haru Pesisir Barat Lampung menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara.

Bagaimana tidak, perjalanan yang ditempuh menuju daerah Terpencil, Terdalam dan Terluar (3T) tersebut melewati berbagai rintangan.

Mulai dari jalan gantung berlantaikan papan, memasuki muara, hingga sepanjang jalan yang berlumpur membuat tantangan tersendiri bagi yang melintas.

Sahrudin, salah satu pengantar logistik yang kerap disebut tukang ojek menceritakan perjuangannya selama melintas dari desa Way Heni menuju Desa Way Haru.

"Perjalanan menuju way haru ini sangat susah selip sedikit saja nyawa taruhannya,"

"Bahkan tak sedikit penduduk di Way Haru yang meninggal dunia dalam perjalanan," kata Sahrudin kepada Tribun Lampung saat hendak mengantar logistik, Senin (25/11/2024).

Dia mengatakan, terdapat 4 kelurahan yang masuk dalam daerah 3T di kecamatan Bangkunat Pesisir Barat.

"Sebetulnya di dalam itu ada 4 Kelurahan diantaranya, Way Haru, Bandar Dalam, Way Tias, Siring Gading dengan jarak tempuh 5-6 jam perjalanan jika cuaca tidak hujan," ujarnya.

Mengojek merupakan pilihan terkahir yang ditempuh Sahrudin lantaran dia harus menafkahi keluarga.

"Saya mengojek ke dalam itu sudah puluhan tahun, tapi kalau mengantar logistik baru sekarang"

"Meski nyawa taruhannya untuk keberlangsungan hidup harus tetap saya jalankan," ucapnya.

Ongkos perjalanan menuju 3T menurutnya mencapai Rp 200-500 ribu pulang pergi, namun ketika hujan turun perjalanan bisa mencapai 3 hari 3 malam.

Bukan hanya lumpur yang dilewati warga 3T saat melintas, namun berkendara di pinggir laut lepas menjadi satu-satunya jalan saat hendak menuju daerah tersebut.

"Banyak kejadian motor dan gerobak sapi yang kehanjut diseret ombak, jikapun tak terseret sering sekali kendaraan mati di jalan sehingga kami menunggu berjam-jam menunggu kendaran lain untuk meminta bantuan," jelasnya.

Dalam proses pendistribusian logistik, Sahrudin mengaku tak ada kendala khusus lantaran cuaca tak hujan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved