Harga Singkong Anjlok di Lampung
Menteri Pertanian Tegas, Minta Importir Tak Zalimi Petani Singkong di Lampung
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tegas meminta kepada para importir di Lampung untuk tak zalim terhadap para petani singkong.
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman tegas meminta kepada para importir di Lampung untuk tak zalim terhadap para petani singkong.
Pernyataan tersebut ditegaskan Menteri Amran setelah mengetahui kondisi petani singkong di Lampung.
Diketahui, sejumlah pabrik pengolahan singkong dan tapioka di Tulangbawang, Lampung tutup operasional buntut aksi demonstrasi yang digelar ribuan petani singkong pada Kamis (23/1/2025).
Ribuan petani singkong yang tergabung dari wilayah Kabupaten Tulangbawang, Tulangbawang Barat dan Mesuji, melakukan aksi demonstrasi di 3 perusahaan tapioka.
Para petani singkong menuntut perusahaan tapioka menaati penetapan harga singkong sesuai kesepakatan, yakni Rp 1.400 per kilogram.
Tutupnya sejumlah pabrik tapioka di Tulangbawang berlangsung mulai 24 Januari 2025 hingga waktu yang ditentukan kemudian.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bereaksi keras usai mendengar kabar perusahaan pengolahan singkong menutup pabrik.
Amran mengaku akan segera memanggil perusahaan importir tapioka yang tak mau membeli singkong petani di Lampung dengan harga yang telah ditetapkan Pemprov Lampung sebesar Rp 1.400 per kilogram.
Menteri Pertanian mengaku sudah mendapat laporan terkait aksi demonstrasi ribuan petani Lampung yang memprotes pabrik tapioka karena tak mau membeli singkong sesuai harga yang ditetapkan Pemprov Lampung.
“Ini kami dengar di Lampung terkait harga singkong, kami akan undang, kami akan undang industri, undang petaninya. Kami minta kepada importir, tegas, jangan zalimi petani,” kata Amran dalam keterangan tertulis yang dikutip Tribun Lampung, Minggu (26/1/2025).
Mentan Amran menegaskan bahwa importir di Lampung tidak boleh berpikir sebagai penjajah.
Andi Amran Sulaiman mengaku akan menindak tegas importir tapioka yang lebih memilih produk luar negeri atau impor ketimbang membeli singkong dari petani lokal Lampung.
Ia meragukan patriotisme industri yang lebih memilih produk negara lain daripada dalam negeri.
“Mengimpor produk pangan dari negara lain lebih dari produk dalam negeri, diragukan patriotismenya. Tandanya itu mereka lebih sayang petani luar,” kata Amran.
Itu dikatakan Mentan Amran setelah mengetahui adanya aksi protes ribuan petani di Lampung ke pabrik pengolahan tepung tapioka.
Aksi protes tersebut dipicu oleh rendahnya harga singkong yang disinyalir karena adanya impor.
Amran mengatakan bahwa jajarannya akan menindak importir yang menzalimi petani.
“Menzalimi petani, menzalimi rakyat Indonesia itu adalah pengkhianat bangsa,” ucap dia.
Seperti diketahui, ribuan petani singkong dari tujuh kabupaten di Lampung menggeruduk pabrik pengolahan tapioka pada Kamis (23/1/2025).
Mereka menuntut agar perusahaan segera menerapkan harga singkong sesuai Surat Keputusan Bersama (SKB) yang disepakati, yaitu Rp 1.400 per kilogram.
Menurut kajian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), impor tapioka menjadi salah satu penyebab rendahnya harga beli singkong di Lampung.
Petani tunda panen
Petani singkong di Tulangbawang, Lampung, memilih untuk menunda panen lantaran sejumlah pabrik tapioka menutup operasionalnya seusai didemo beberapa waktu lalu.
Diketahui, ribuan petani singkong yang tergabung di wilayah Kabupaten Tulangbawang, Tulangbawang Barat dan Mesuji, melakukan aksi demonstrasi di 3 perusahaan pada Kamis (23/1/2025). Adapun tuntutan para petani singkong tersebut yakni perusahaan menaati harga singkong sesuai kesepakatan.
Penutupan sejumlah pabrik tapioka di Tulangbawang berlangsung mulai 24 Januari 2025 hingga waktu yang ditentukan kemudian.
Dari informasi yang didapat, sejumlah pabrik tapioka di Tulangbawang umumkan penutupan operasional.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pabrik tapioka PT BSSW di Tulangbawang yang mengeluarkan pemberitahuan penutupan operasional pabrik sejak 24 Januari 2025.
Isinya, berupa pemberitahuan instruksi dari management mulai Jumat, 24 Januari 2025 tidak beli singkong atau tutup dan untuk buka timbang kembali menunggu instruksi dari management pusat.
Seorang petani singkong di Tulangbawang, Jarkoni, membenarkan jika sejumlah pabrik tapioka di Tulangbawang tutup.
"Ya tutup semua pabrik singkong di Tulangbawang, jadi buat petani jangan cabut singkong sekarang," ujarnya.
Menurut Jarkoni, dampak dari penutupan pabrik tapioka itu membuat lapak singkong juga enggan menerima panenan singkong petani.
Pasalnya kata dia, pemilik lapak juga saat ini juga kesulitan untuk menjual komoditas singkong ke pabrik.
Sebelumnya diberitakan, ribuan petani singkong yang tergabung di wilayah Kabupaten Tulangbawang, Tulangbawang Barat dan Mesuji lakukan aksi demonstrasi tuntut harga singkong sesuai kesepakatan, Kamis (23/1/2025).
Diketahui jika demontrasi itu dilakukan di tiga perusahaan yang ada di Kabupaten Tulangbawang.
Di antaranya di PT SAM, Perusahaan Sinar Laut dan PT Bumi Waras (BW).
Dari pantauan Tribunlampung.co.id, sebelum melakukan aksi masa ribuan petani singkong tersebar di beberapa titik.
Bagi petani singkong yang ada di Mesuji, start perjalanan dilakukan dari Simpang Asahan.
Kemudian lakukan longmarch untuk menuju ke titik kumpul Lapangan Banjar Dewa, Tulangbawang.
Setelah itu baru, aksi masa melakukan aksi demo PT SAM dan Perusahaan Sinar Laut.
Terakhir rencananya akan dilakukan akai demo di perusahaan PT BW.
Ketua PPUKI Mesuji Kadek Tike saat dikonfirmasi menyampaikan aksi unjuk rasa ini dilakukan oleh petani singkong yang tergabung dari Kabupaten Mesuji, Tulangbawang dan Tulangbawang Barat.
"Jumlahnya massa ini tergabung di tiga Kabupaten yang diperkirakan ada 2500 sampai 3000 orang," ujarnya.
Lebih lanjut, diketahui jika saat ini aksi unjuk rasa sedang berlanjut di perusahaan Sinar Laut dan nantinya akan berakhir di PT BW.
Kebijakan Impor Buat Harga Singkong di Lampung Anjlok, Analisis Pengamat
Diberitakan sebelumnya, kebijakan impor ditengarai sebagai satu di antara penyebab harga singkong anjlok cukup jauh di Lampung, hingga membuat petani merugi.
Anjloknya harga singkong di Lampung tersebut juga turut memantik anggota DPRD Lampung, sehingga mereka menggelar rapat dengar pendapat dengan sejumlah stakeholder termasuk petani singkong pada Senin (16/12/2024).
Pengamat Ekonomi Unila Asrian Hendi Caya uraikan sebab murahnya singkong di Lampung.
Ia menilai, sebagian besar singkong Lampung ditampung oleh pabrik tepung tapioka sebagai bahan baku utamanya.
Harga tepung tapioka berpengaruh pada harga singkong di Lampung.
Menurut dia, harga tepung tapioka diperlukan pabrik industri makanan utamanya, di samping industri kerajinan masyarakat yang UMKM.
"Persoalannya seringkali industri makanan untuk menjamin stok bahan baku minta izin impor. Justru seringkali harga impor cenderung lebih rendah dan menguntungkan"
"Akibatnya permintaan tepung tapioka lokal berkurang. Nah, ini salah satu sumber turunnya harga singkong di Lampung," kata Asrian Hendi saat diminta pendapatnya, Selasa (17/12/2024).
Sebagai solusi lanjut Asriandi, pemerintah pusat dapat memperhatikan pengaruh impor tepung ke Indonesia.
"Salah satu faktor yg memengaruhi harga singkong adalah pasar tepung tapioka soalnya ada impor, maka harapannya pemerintah pusat memperhatikan pengaruh impor tepung tapioka terhdap harga singkong," tuturnya.
Dalam konteks Lampung, lanjutnya, pasar singkong cenderung oligopsoni.
Artinya ada bebrapa pembeli yang menentukan harga.
Memang pabrik tepung tapioka banyak, tapi sebagian besar terapiliasi dalam satu grup besar.
"Jadi solusinya adalah membuka pasar baru singkong. Ada alternatif misalnya mocaf ( modified cassava flour) atau tepung singkong. Nah tepung ini bisa menjadi substitusi atau pengganti terigu," tuturnya.
"Sayangnya, kurang bersaing karena impor terigu bebas bea impor. Sementara industri tepung singkong tidak bebas pajak"
"Ini tantangannya harus ada kebijakan pemerintah yang lebih memihak produk lokal," sambungnya.
Dia mencontohkan pernah terjadi dalam industri mie.
"Industri mie dulu pernah ada kebijakan untuk mengganti terigu dengan tepung singkong atau mocaf (bukan tapioka) secara bertahap mulai dari 30 persen. Hanya saja tidak terlihat perkembangannya," ucapnya.
Selain itu dulu pernah terjadi komunikasi antara pengusaha dengan kepala daerah untuk menyepakati harga.
"Cara ini juga bisa dilakukan kembali walau mungkin sifatnya sementara. Sebagai produsen singkong yang besar memang ada baiknya membangun ekosistem bisnis singkong dengan pohon industrinya"
"Apalagi pemerintah pusat telah mengarahkan untuk lampung sebagai industri tepung-tepungan," pungkasnya.
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / M Rangga Yusuf )
Gubernur Mirza Sebut Masalah Harga Singkong di Lampung Sudah Wewenang Pusat |
![]() |
---|
KPPU Sebut Pabrik Tapioka di Lampung Sengaja Impor untuk Hancurkan Harga Singkong |
![]() |
---|
DPRD Lampung Dorong Penerbitan Perpres Tata Niaga Singkong |
![]() |
---|
DPRD 'Mengadu' ke DPR RI Lantaran Pabrik Tapioka di Lampung Masih Banyak Tutup |
![]() |
---|
DPRD Dorong Pemerintah Pusat Tetapkan Regulasi Harga Singkong di Lampung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.