Berita Lampung

Tanggapan Disnaker Bandar Lampung Soal Ramainya Tagar Kaburajadulu  

Disnaker Pemkot Bandar Lampung memberikan tanggapn terkait ramainya tagar atau hashtag #Kaburajadulu yang viral di media sosial akhir-akhir ini.

Penulis: Bobby Zoel Saputra | Editor: Reny Fitriani
Tribunlampung.co.id/Bobby Zoel Saputra
TAGGAR #KABURAJADULU - Kabid Penempatan Kerja Disnker Pemkot Bandar Lampung Muhammad Kabul saat diwawancarai di ruang kerjanya, Kamis (17/10/2024). Tanggapan soal tanggar #kaburajadulu. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung - Disnaker Pemkot Bandar Lampung merespons ramainya tagar atau hashtag #Kaburajadulu yang viral di media sosial akhir-akhir ini.

Diketahui, tagar itu diramaikan oleh netizen seluruh Indonesia termasuk di Bandar Lampung sebagai bentuk kekhawatiran akan sulitnya mencari kerja.

Kabid Penempatan Kerja Disnaker Pemkot Bandar Lampung, Muhammad Kabul menyebut, ramainya tagar itu juga didukung dengan iming-iming yang diberikan.

“Kaitan dengan hashtag #Kaburajadulu, ini merupakan hal yang baru,” ujarnya mewakili Kepala Disnaker, Yudi, Senin (17/2/2025).

“Mungkin itu lebih cenderung ke non prosedural ya, karena mereka diiming-imingi kerja tidak seberapa namun gajinya besar,” terusnya.

Melihat hal tersebut, rata-rata generasi muda yang sulit mencari kerja makin tergiur dan tagar itu pun semakin ramai digaungkan.

Di samping itu, Disnaker Pemkot Bandar Lampung memverifikasi di tahun 2025 ini ada sebanyak 57 warga yang ke luar negeri untuk jadi pekerja migran.

“Kalau secara kewenangan kita hanya verifikasi. Karena ada dua kementerian, Kemnaker untuk penempatan dan Kementerian Perlindungan untuk perlindungan pekerja migran,” jelasnya.

“Tahun ini kita memverifikasi berkas untuk penempatan pekerja migran itu sekitar 57 orang. Baik sektor formal maupun informal,” lanjutnya.

Sementara untuk tahun 2024 lalu, pihaknya memverifikasi berkas pekerja migran di Bandar Lampung sebanyak 851 orang.

Kabul mengungkapkan, pekerja migran tersebut didominasi oleh kaum hawa atau perempuan yakni mencapai 531, dan sisanya pria.

Rata-rata perempuan yang kerja di luar negeri itu pun bekerja di sektor informal seperti pengasuh bayi, pengasuh lansia dan ART.

“Kalau informal didominasi oleh perempuan, mereka paling banyak di tiga negara seperti Taiwan, Singapura dan Hongkong,” tuturnya.

“Untuk sektor formal seperti buruh pabrik, pekerja hotel dan restoran itu malah ramai di Timur Tengah seperti Arab, Kuwait hingga Dubai,” tandasnya.

(TRIBUNLAMPUNG.CO.ID/Bobby Zoel Saputra)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved