Berita Lampung

Dari Daun Kecil Menjadi Harapan Besar: Perjalanan Lamban Kelor Bulok Bersama BRI

Di antara rimbunnya pepohonan kelor di sudut desa Bulok, Kalianda, Lampung Selatan berdirilah seorang pria sederhana bernama Pujo.

Penulis: Riyo Pratama | Editor: soni yuntavia
Tribun Lampung / Riyo Pratama
DAUN KELOR HERBAL -  Pujo, pengusaha daun kelor herbal saat menujukkan hasil produknya di tengah kebun kelor di desa Bulok, Lampung Selatan, Minggu (13/4/2025). 

Tribulampunb.co.id, Lampung Selatan - Di antara rimbunnya pepohonan kelor di sudut desa Bulok, Kalianda, Lampung Selatan berdirilah seorang pria sederhana bernama Pujo.

Dengan senyum tulus dan tangan yang terbiasa bekerja keras, ia mengangkat sebuah kotak teh bertuliskan Moringa Oleifera.

Kotak kecil itu bukan sekadar produk, melainkan simbol perjuangan panjang dan tekad besar untuk membawa perubahan bagi keluarganya, masyarakat sekitar, dan masa depan anak-anak yang terancam stunting.

Pujo bukanlah pengusaha besar. Ia memulai semuanya dari nol. Berbekal keprihatinan atas tingginya angka stunting di desanya, ia menggali potensi tanaman kelor yang kerap dipandang sebelah mata dan mengolahnya menjadi suplemen penuh manfaat.

"Bagi yang belum mengetahui daun kelor ya seperti inilah, biasanya daun ini dipercai masyarakat untuk memperlancar asi, banyak juga masyarakat yang mengkonsumsinya," kata Pujo saat diwawancarai di Lampung Selatan, Minggu (13/4/2025).

Mengetahui banyak manfaat dari daun kelor Pujo mulai serius mempelajari pengolahannya hingga berbentuk teh celup.

Prosesnya tidak mudah. Ia belajar secara otodidak, bereksperimen dengan berbagai teknik pengeringan, dan mencoba hasil racikannya pada orang-orang terdekat.

"Terus saya pelajari dari semua sumber alhasil terciptalah sebuah kemasan seperti teh celup," ujarnya.

Titik balik datang ketika Lamban Kelor Bulok mendapat dukungan dari Bank BRI.

Melalui program pembiayaan dan pembinaan UMKM, Pujo mendapatkan akses modal untuk memperbesar produksinya.

Ia mulai menjangkau pasar yang lebih luas, masuk ke platform digital, dan mengikuti pelatihan yang memperkuat manajemen usahanya.

Tak hanya itu, BRI juga menjadi jembatan yang menghubungkan Pujo dengan jejaring yang lebih besar dari pemerintah daerah hingga komunitas penggiat kesehatan.

Dengan semangat gotong royong dan dukungan yang tepat, Lamban Kelor Bulok menjelma menjadi lebih dari sekadar UMKM.

Ia menjadi gerakan sosial. Di sebuah sekolah swasembada gizi di Palas Aji, Pujo dan timnya mendampingi anak-anak stunting untuk mendapatkan asupan bergizi dari produk kelor.

Perlahan tapi pasti, tinggi dan berat badan anak-anak itu meningkat. Harapan pun tumbuh kembali.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved