Petani Singkong Lampung Demo

Gubernur Mirza Temui Pendemo, Minta Mediasi di Balai Keratun

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menemui massa pendemo di halaman kantor DPRD Lampung, Senin (5/5/2025).

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
UPAYAKAN MEDIASI - Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat menemui pengunjuk rasa di halaman kantor Pemprov Lampung, Senin (5/5/2025). 

Namun, aksi tersebut berlangsung memanas.

Belum sampai 15 menit berlangsung, terjadi kerusuhan. 

Massa merasa emosi karena diadang dengan menggunakan kawat berduri.

Dari pantauan Tribunlampung.co.id, ratusan peserta aksi tiba di lokasi sekira pukul 12.15 WIB.

Setiba di sana, mereka diadang kawat berduri. 

Tak terima, mereka lantas berteriak meminta kepolisian memberi akses untuk memasuki halaman kantor DPRD Lampung.

Merasa permintaan tersebut tak digubris, massa merangsek masuk dengan merobohkan kawat berduri yang terpasang.

Aksi tersebut mendapat adangan dari sejumlah aparat kepolisian yang dilengkapi tameng dan pentungan.

"Kami ini rakyat yang terzalimi. Kami ingin menyampaikan aspirasi kami secara damai. Jangan halangi kami menyampaikan pendapat," ujar salah satu pendemo melalui pengeras suara.

Sejurus kemudian, para demonstran dan aparat kepolisian terlibat saling dorong, bahkan saling pukul.

Sebagian massa yang tersulut emosi kemudian mulai melemparkan batu dan kayu ke arah petugas.

Hal tersebut membuat polisi menyemprotkan air (water cannon) ke arah pengunjuk rasa.

Tak mau kalah, massa kembali membalasnya dengan lemparan batu dan kayu.

Setelah sempat bersitegang, petugas akhirnya memberikan kesempatan kepada massa menyampaikan aspirasi di halaman kantor DPRD Lampung.

Salah seorang petani bernama Solihin mengatakan, dia datang bersama para petani singkong lainnya untuk menuntut janji pemerintah terkait kenaikan harga singkong di Lampung. Menurutnya, perusahaan tidak mematuhi kebijakan kenaikan harga singkong sebesar Rp 1.350 per kilogram. 

"Kenyataan di lapangan tidak sebesar itu. perusahaan menentukan harga semau mereka," kata dia.

Hingga saat ini, unjuk rasa tersebut masih terus berlangsung.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved