Wawancara Eksklusif
Cerita Gilang Ramadan, Pedagang Bakso yang Kini Jadi Ketua HIPMI Lampung
Sebelum menjadi pengusaha sukses seperti sekarang, Gilang pernah menjadi pedagang bakso. Profesi itu dilakoninya saat berkuliah di sebuah kampus.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Siapa yang menyangka, Ketua Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Lampung Gilang Ramadan ternyata adalah sosok pekerja keras.
Sebelum menjadi pengusaha sukses seperti sekarang, Gilang pernah menjadi pedagang bakso.
Profesi itu dilakoninya saat berkuliah di sebuah kampus di Bandung, Jawa Barat.
Sekelumit kisah hidupnya itu diuangkapkan Gilang dalam wawancara eksklusif dengan Tribunlampung.co.id, Selasa (20/5/2025).
Selain itu, Gilang Ramadan juga mengungkapkan banyaknya potensi bidang usaha bagi kaum muda.
Ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam membangun ekosistem bisnis lokal yang inovatif dan berkelanjutan.
Menurutnya, HIPMI hadir sebagai wadah dan motor penggerak agar anak muda Lampung tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama dalam perekonomian daerah.
Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Gilang.
Bisa diceritakan bagaimana awal mula perjalanan Anda hingga terjun ke dunia usaha?
Saya lahir dan besar di Lampung. Saat melanjutkan pendidikan tinggi di salah satu universitas di Jawa Barat, saya mulai tertarik pada dunia usaha.
Latar belakang keluarga saya bukan dari kalangan pengusaha.
Ayah saya bekerja di PTPN VII dan ibu seorang PNS.
Namun, saat kuliah di Bandung, saya mendapat banyak dorongan dari lingkungan sekitar.
Salah satu tugas kuliah mendorong saya untuk mencoba langsung berjualan.
Dari situlah saya memulai usaha di sektor kuliner, yakni berjualan bakso.
Pengalaman itu membuka wawasan saya bahwa dunia usaha memberikan ruang luas untuk berkembang.
Setelah lulus, saya bergabung dengan BPP HIPMI, tempat di mana banyak anak muda aktif berkecimpung di dunia usaha.
Dari situ saya banyak belajar hingga akhirnya menggeluti usaha di bidang konstruksi, pertambangan, properti, dan lain-lain. Itulah awal mula perjalanan saya di dunia usaha.
Anda baru saja diberi amanah menjadi Ketua BPD HIPMI Lampung. Sebagai putra daerah sekaligus pengusaha, bagaimana Anda melihat potensi usaha di Lampung?
Lampung memiliki potensi besar yang belum tergarap maksimal. Banyak sektor unggulan seperti pertanian, perkebunan, dan pariwisata belum sepenuhnya dikelola oleh anak daerah.
Ini yang mendorong saya untuk kembali ke Lampung dan mengambil peran di HIPMI.
Saya ingin membangun ekosistem yang mendukung pengusaha lokal agar bisa bersaing dan berkembang.
Lampung adalah salah satu wilayah pertanian terbesar di Indonesia, khususnya di Sumatera.
Kita punya komoditas seperti kopi, lada, tebu, singkong, padi, jagung, dan sayuran. Di sektor perikanan, Lampung memiliki laut yang luas, sungai yang panjang, serta beberapa danau.
Pariwisata kita juga tumbuh pesat—saat akhir pekan, hotel-hotel penuh oleh wisatawan dari luar daerah.
UMKM kita berjalan, tapi masih belum jadi fokus para pemuda. Mindset masyarakat masih tertuju pada pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai.
HIPMI hadir sebagai wadah bagi masyarakat, khususnya pemuda, untuk mengangkat sektor usaha.
Negara bisa maju jika minimal 5 persen penduduknya adalah pengusaha, sementara Indonesia belum mencapai angka itu. Ini menjadi tantangan dan peran HIPMI ke depan.
Apa strategi yang Anda dorong melalui HIPMI untuk memajukan pengusaha lokal?
Kolaborasi adalah kuncinya. Tidak mungkin satu pihak bekerja sendiri. HIPMI harus menjadi jembatan antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat.
Kami sedang merancang agar setiap BPC HIPMI di kabupaten/kota dapat memberikan masukan strategis kepada BPD, yang kemudian akan diteruskan ke pemangku kebijakan.
Tujuannya adalah agar kebijakan yang dihasilkan benar-benar berpihak kepada pengusaha lokal. Apalagi Gubernur dan Ketua DPRD Lampung adalah mantan Ketua HIPMI, jadi mereka sangat mendukung pengembangan usaha, terutama di kalangan pemuda.
Kami memiliki target untuk mewujudkan Lampung Emas 2045, dan ini bukan hal sulit jika seluruh elemen bisa berkolaborasi.
Di sektor pertanian, apa langkah konkret yang sedang dikembangkan?
Saat ini HIPMI sedang melakukan konsolidasi untuk merumuskan langkah-langkah strategis.
Kita patut mengapresiasi kebijakan Pak Prabowo yang membentuk koperasi di tingkat desa sebagai solusi perputaran modal pertanian. HIPMI siap untuk mengedukasi masyarakat mengenai proses usaha, termasuk di bidang ekspor.
Kami juga aktif berkomunikasi dengan berbagai stakeholder terkait penerapan teknologi tepat guna. Kami ingin anak-anak muda bisa memproduksi sendiri alat-alat pendukung pertanian, sehingga bisa menekan biaya dan meningkatkan efisiensi.
Bagaimana Anda melihat potensi pemuda Lampung di dunia usaha?
Pemuda Lampung memiliki potensi besar, tetapi banyak yang masih ragu untuk memulai. Masalahnya bukan hanya modal, tetapi cara pandang. Banyak yang mengira usaha harus dimulai dengan modal besar.
Padahal, kolaborasi bisa menjadi solusi. Misalnya, lima orang yang masing-masing memiliki Rp 1 juta bisa membangun usaha kecil bersama.
Kita dorong sistem hulu-hilir: ada yang memproduksi bahan baku, ada yang mengolah, ada yang mengurus distribusi. Pola ini sedang kami kembangkan agar UMKM bisa naik kelas secara kolektif.
Sekarang, usaha tidak melulu soal modal besar. Pemuda dan masyarakat bisa memanfaatkan teknologi seperti TikTok Affiliate atau TikTok Shop Affiliate untuk mulai menghasilkan.
HIPMI sudah mulai mendorong ini—saya baru saja dari Pesawaran, dan HIPMI di sana sudah menunjukkan bahwa usaha bisa dimulai bahkan tanpa modal besar.
Apa peran HIPMI ke depan dalam pengembangan generasi wirausaha muda?
Kami ingin HIPMI menjadi rumah besar bagi semua pelaku usaha muda. Saat ini, kami sedang membangun komunitas mentoring untuk ekspor, digital marketing, dan pengembangan produk.
Kami juga membuka ruang kolaborasi dengan kampus agar mahasiswa tidak hanya menjadi pencari kerja, tetapi juga pencipta lapangan kerja. HIPMI bukan hanya organisasi, tetapi ekosistem pertumbuhan bersama.
Apa pesan Anda untuk anak muda Lampung yang ingin terjun ke dunia usaha?
Mulailah dari langkah kecil, jangan menunggu semuanya sempurna. Lakukan hal positif sekecil apa pun karena dari situ bisa lahir dampak besar.
Jangan ragu untuk berkolaborasi, cari mentor, dan belajar dari mereka yang sudah lebih dulu berpengalaman.
Masa depan Lampung akan cerah jika para pengusahanya mau bersatu dan tumbuh bersama. Inilah yang sedang kami bangun melalui HIPMI.
Mari manfaatkan peluang—Gubernur dan Ketua DPRD Lampung adalah sosok pemuda yang sangat mendukung pengusaha di berbagai sektor untuk meningkatkan daya hidup dan kesejahteraan masyarakat.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)
Korwil Astra Group Lampung Nurul Fadil Bicara soal Kampung Berseri Astra |
![]() |
---|
Bincang dengan Kepala BPTD Kelas II Lampung Jonter Sitohang, Menuju Zero ODOL |
![]() |
---|
Pakar Hukum Unila Sebut Pemisahan Pemilu Rancu dan Membingungkan |
![]() |
---|
Hamartoni Ahadis Usung Program Puskesmas Mider di Lampung Utara |
![]() |
---|
Rektor Itera Sebut Panen Padi Bisa 3 Kali Setahun |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.