Mahasiswa FEB Unila Meninggal
Ibu Mahasiswa Unila Tewas saat Diksar Minta Pelaku Dihukum Setimpal
Sebelumnya Pratama bersama rekan-rekannya mengikuti pendidikan dasar anggota baru Mahasiswa Ekonomi Pencinta Lingkungan (Mahepel) Unila pada 11-14 Nov
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Menurut Wirna, Pratama untuk kali pertama dirawat di rumah sakit setelah mengalami penyiksaan selama diksar.
Dokter, terus dia, menjelaskan adanya penggumpalan darah di bagian kepala Pratama.
Wirna mengatakan, Pratama mengaku ditendang di bagian dada dan perut oleh seniornya.
Bahkan, ia juga mengaku telah diinjak-injak.
"Saat itu saya mau mengadu tidak boleh, karena diancam. Saya tidak terima," kata Wirna.
Kuasa hukum dari LBH Sungkai Bunga Mayang, Icen Amaterly, mengatakan, pihaknya akan membawa perkara ini ke Polda Lampung.
"Sudah ada bukti yang dibawa yakni foto korban setelah dioperasi, foto korban saat diksar, foto korban setelah pulang dari diksar juga ada," kata Icen, didampingi rekannya, Yosef Friadi dan Abdi Muhariansyah.
Ia menilai ada tindakan kekerasan yang melebihi batas.
Menurutnya, kampus bukan tempat perpeloncoan.
"Kampus itu untuk belajar, mengasah ilmu, tempat belajar," ucap dia.
Ia juga meminta organisasi Mahepel dibekukan agar tidak ada korban lagi.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)
Makam Mahasiswa Unila Korban Diksar Dibongkar |
![]() |
---|
Pembongkaran Makam Mahasiswa Unila Korban Diksar Maut Dilakukan 4 Orang Durasi 30 Menit |
![]() |
---|
Ayah Mahasiswa Unila Korban Diksar Maut Minta Pelaku Dihukum Setimpal: Seperti Ini Jangan Ada Lagi |
![]() |
---|
Ibu Mahasiswa Unila Korban Diksar Maut Tak Hadiri Ekshumasi |
![]() |
---|
Ekshumasi Makam Mahasiswa Korban Diksar Maut FEB Unila Memakan Waktu 4 Jam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.