Berita Terkini Nasional

Alasan Siswi Berprestasi Minum Cairan Pembersih, Kini Jadi Anak Asuh Dedi Mulyadi

Alasan siswi berprestasi asal Cirebon, Jawa Barat, berinisial MMH, nekat menenggak cairan pembersih lantai. Kini jadi anak Gubernur Dedi Mulyadi.

KOMPAS.com/MUHAMMAD SYAHRI ROMDHON
NYARIS AKHIRI HIDUP: Ketua LBH Bapeksi Kota Cirebon yang juga kuasa hukum keluarga korban, Ahmad Faozan, saat menjenguk kondisi MMH di rumah sakit di Kota Cirebon pada Senin (9/6/2025) siang. MMH nyaris mengakhiri hidupnya setelah menenggak cairan pembersih lantai. Hal itu dilakukannya lantaran ia putus asa gagal melanjutkan sekolah ke jenjang SMA. Sementara MMH merupakan siswi yang berprestasi. 

Termasuk larangan kegiatan perpisahan dan outing class yang kerap menambah beban orang tua.

"Bayangin, jangankan untuk studi tur, wisudaan, perpisahan, outing kelas, bayar baju seragam saja enggak bisa. Akhirnya seperti ini," tutur Dedi.

Dedi juga mengingatkan orangtua dan anak-anak untuk lebih bijak dalam mengelola keinginan konsumtif yang tidak relevan dengan pendidikan.

Saat ini, menurut Dedi, proses penerimaan murid baru (SPMB) di Jawa Barat sedang berlangsung.

Ia berharap, seluruh anak-anak di Jawa Barat bisa melanjutkan pendidikan tanpa kendala berarti.

"Semoga anak-anak kita semuanya bisa sekolah. Tetap semangat dan sekolah," pungkasnya.

Merasa Putus Asa

Ketua LBH Bapeksi Kota Cirebon yang juga kuasa hukum keluarga korban, Ahmad Faozan, mengatakan bahwa MMH melakukan aksi nekat tersebut karena putus asa.

"Dia depresi karena keinginan untuk sekolah di Kota Cirebon tidak dapat dia gapai. Masalahnya adalah ekonomi yang menghantui kehidupannya," kata Faozan saat dihubungi Kompas.com pada Senin (9/6/2025).

Menurut Faozan, MMH merupakan anak tunggal yang tinggal bersama ayahnya, seorang buruh lepas.

Ibunya telah lama berpisah.

Untuk mencukupi kebutuhan, MMH bekerja menjaga warung buah dengan penghasilan Rp20.000 per hari.

"Korban depresi karena kemiskinan, dia tidak bisa melanjutkan SMA-nya."

"Dia sudah berusaha menjadi pelayan dan penjaga toko buah, tetapi upahnya tidak mencukupi," tambahnya.

MMH diketahui merupakan santri berprestasi di satu pondok pesantren di Kota Cirebon.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved