Berita Terkini Nasional

Kesempatan Gen Z Menyiapkan Diri Jadi Pemimpin Nasional Tinggal 20 Tahun Lagi

Rentang waktu tersebut terhitung mulai tahun 2025 hingga tahun keemasan pada tahun 2045, Indonesia genap berusia 100 tahun.

dok.IKAL Lemhannas Banten
FOTO BERSAMA - Peserta dan pembicara dalam.workshop Pancasila Dalam Aksi, di Radio Heartline, Karawaci, Tangerang berfoto bersama, Sabtu (14/06/2025). Dalam workshop tersebut terungkap kesempatan Gen Z mempersiapkan diri jadi pemimpin nasional tinggal 20 tahun lagi. 

Putut Prabantoro menegaskan bahwa Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, sumber segala sumber hukum dan juga filosofi kehidupan bangsa merupakan ideologi yang paling pas bagi bangsa Indonesia yang memiliki berbagai perbedaan.

Kebhinnekaan Indonesia terlihat dari banyaknya suku, bahasa, budaya, dan agama, bahkan makanan.

Putut Prabantoro menekankan pentingnya Sila Ketiga yakni Persatuan Indonesia karena merupakan kekuatan (center of gravity) Pancasila. Menurutnya, jika ingin menguasai Indonesia, cara yang paling mudah yakni 'menghancurkan' Sila Ketiga.

Caranya dengan melakukan adu domba yang kemudian menimbulkan konflik. Konflik antar agama, antar suku, antar ras, antara orang miskin dan kaya, antar siswa, antar mahasiswa, antar orang tua dan sebagainya.

Kehancuran Indonesia bisa terjadi juga karena narkoba, judol dan pijol yang banyak memakan korban para generasi Z.  Dan ancaman ini harus benar-benar dihadapi dan diberantas.

Terkait era media sosial (Medsos), Putut Prabantoro mengingatkan generasi muda untuk mewaspadai dengan istilah FOMO – Fear Of Missing Out atau kekhawatiran tidak up to date, tidak kekinian, tidak gaul atau dianggap sebagai orang terbelakang.

Menjadi orang yang terpinggirkan, atau dianggap tidak ada ini akan menjadi beban mental generasi Z dan Milineal.

“Kalau tidak nonton film Jumbo tidak up to date, ketinggalan jaman. Tapi gak punya uang, terus pinjam ke Pinjol,” tukasnya.

Putut Prabantoro juga mengingatkan bahwa jejak digital tidak bisa dihapus. Jika terperosok pada pelanggaran hukum, norma, susila dan sebagainya, jejak itu tidak terhapus dan akan ikut seumur hidup.

“Lalu kalau sudah terperosok, tercemar akan jadi apakah kita nanti? Jika jejak digital kita warnya hitam, apakah kita bisa memutihkan menjadi pemimpin masa depan?,“ ucapnya.

Oleh karena itu, Putut Prabantoro mewanti-wanti agar kaum muda menggunakan akal budi yang sehat, emosi yang stabil dalam bermedia sosial. Mereka harus bijak menyikapi dan menghadapi perubahan jaman.

“Negara dan bangsa Indonesia memerlukan Anda semua. Harus menjadi apa? Atau menjadi siapa?,“ katanya. 

DIPERLUKAN AKTUALISASI

Mayjen TNI Purn. Achmad Yuliarto – Ketua DPD IKAL Lemhannas Provinsi Banten, membuka acara dengan sesi yang mengulas tentang Pancasila itu sendiri.

Dalam sesi ini, ia mengajak peserta untuk memahami Pancasila bukan hanya sebagai dasar negara, tetapi juga sebagai pedoman hidup yang relevan untuk diterapkan di zaman modern ini. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved