Mahasiswa FEB Unila Meninggal

Hari Senin Polda Lampung Akan Ekshumasi Makam Mahasiswa Korban Diksar Maut FEB Unila

Polda Lampung akan melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, Pratama Wijaya Kusuma.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Teguh Prasetyo
tribunlampung/bayu saputra
PEMBONGKARAN MAKAM - Foto korban Diksar Maut Mahepel FEB Unila, Pratama Wijaya Kusuma, Rabu (25/6/2025). Rencananya Polda Lampung akan melakukan pembongkaran makam pada Senin (30/6/2025) mendatang. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Polda Lampung akan melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (FEB Unila), Pratama Wijaya Kusuma, korban dugaan penganiayaan diksar Mahepel FEB Unila

Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol, Yuni Iswandari Yuyun mengatakan, Polda Lampung akan melakukan ekshumasi, pada Senin (30/6/2025) pagi, sekira pukul 08.00 WIB, 

"Kami akan melakukan ekshumasi pada Senin mendatang. Adapun saksi yang telah diperiksa sebanyak 17 orang," kata Kombes Pol Yuni Iswandari Yuyun saat dihubungi Tribun Lampung, Rabu (25/6/2025). 

Menurutnya, para saksi tersebut yakni lima rekan korban, ibu korban, saksi dari panitia Diksar Mahepel, dua dokter rumah sakit, dan satu dokter puskesmas. 

Kuasa hukum keluarga korban, Yosef Friadi mengatakan, pihaknya membenarkan bahwa kuburan korban akan dilakukan pembongkaran.

"Adanya ekshumasi tersebut merupakan langkah demi kepastian hukum dan keadilan. Kami masih menunggu jadwal resmi dari pihak kepolisian," kata Yosef. 

Ia mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan surat persetujuan ekshumasi dari pelapor ibu korban, Wirna Wani.

"Jadi surat persetujuan sudah kami kirimkan ke Polda Lampung dari klien kami ibu Wirna Wani," ujarnya.

Yosef mengatakan, adanya ekshumasi dalam rangka penyelidikan kematian korban Pratama Wijaya. 
 
Sebab, dari hasil penyelidikan awal, korban diduga mengalami kekerasan fisik selama mengikuti Diksar.

Bahkan menurut Yosef, korban sempat ditendang di bagian perut dan dadanya serta dipaksa meminum spirtus. 

"Korban juga ditemukan mengalami luka di leher hingga siku tangan kiri, bagian atas perut hingga pembekuan darah di kepala korban," kata Yosef. 

Korban pasca mengikuti diksar tersebut, kesehatannya menurun drastis hingga korban berhenti mengikuti perkuliahan. 

Korban mengalahkan kondisi terburuk hingga akhirnya dirawat di RSUDAM hingga meninggal dunia.

(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra) 

 

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved