3 Polisi Gugur di Way Kanan Lampung

Gaya Kopda Bazarsah Saat Tembak 3 Polisi di Arena Judi Sabung Ayam

Terungkap gaya Kopda Bazarsah ketika melakukan penembakan terhadap 3 anggota polisi Way Kanan, Lampung, saat penggerebekan arena judi sabung ayam.

SRIPOKU/SYAHRUL HIDAYAT
TERDAKWA KOPDA BAZARSAH: Kopda Bazarsah peragakan saat ia menembak tiga orang polisi Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin di persidangan Pengadilan Militer I-04 sebagai terdakwa, Senin (14/7/2025). Saat menembak korban terdakwa dengan posisi menjauh sambil mundur hingga setengah berdiri. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Palembang - Terungkap gaya Kopda Bazarsah ketika melakukan penembakan terhadap 3 anggota polisi Way Kanan, Lampung, saat penggerebekan arena judi sabung ayam.

Hal tersebut diungkapkan Kopda Bazarsah saat memberi keterangan sebagai terdakwa dalam sidang kasus penembakan tiga orang anggota Polres Way Kanan dan Polsek Negara Batin, di Pengadilan Militer I-04 Palembang, Senin (14/7/2025).

Diketahui, kasus penembakan terhadap 3 anggota polisi tersebut terjadi saat penggerebekan judi sabung ayam di Negara Batin, Way Kanan, Senin (17/3/2025) sore. Adapun pelaku penembakan adalah 2 oknum anggota TNI, yakni Kopda Bazarsah dan Peltu Lubis.

Sementara 3 anggota polisi yang gugur ditembak adalah Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

Bazarsah menceritakan detik-detik penembakan dan memperagakan bagaimana cara ia menembak tiga orang polisi yang menggerebek gelanggang judi sabung ayam dan dadu koprok.

Pada saat menembak korban Briptu Anumerta Ghalib, Kopda Bazarsah memperagakan posisinya menembak setengah berdiri.

Pertama ketika menembak almarhum Petrus Apriyanto, pada saat itu terdakwa Kopda Bazarsah sedang memasang taji ayam kemudian mendengar suara tembakan. 

Lalu ia bergerak mengambil senjata, dan melihat korban Petrus menuju ke arahnya.

"Saya lihat satu orang di dekat mobil masih di jalan, mau mendekat. Lalu saya lari mundur dan menembak ke atas untuk beri peringatan, " ujar Kopda Bazarsah saat ditanya Oditur militer.

Terdakwa menjelaskan, pada saat itu posisi ia berdiri di sekitar gelanggang dengan tanah yang lebih tinggi dari jalan, tingginya sekitar 1,5 meter. 

Posisi itu disinggung Oditur militer sebagai posisi 'menguntungkan' jika seorang tentara dalam medan perang.

Dalam posisi sambil mundur tersebut, Bazarsah melepaskan dua tembakan ke arah Petrus tanpa mengetahui kena atau tidaknya korban.

"Setelah tembak atas langsung mengarahkan yang paling dekat aja. Saya dua kali tembak, terus lanjut lari lagi," kata Bazarsah.

BACA JUGA: Strategi Menuju Zero Odol

Di tengah kepanikan yang ia rasakan, terdakwa merasa banyak yang menembakinya.

Dan dari arah samping ada yang menembaki, yang ternyata adalah Kapolsek Negara Batin, AKP Anumerta Lusiyanto.

"Itu di arah jalan samping saya balas tembakan tiga kali karena mau lari. Saya asal nembak tidak tahu kena atau tidak, untuk meyakinkan kena makanya ditembak tiga kali. Setelah menembak saya tidak lihat korban saat roboh," katanya.

Kemudian Bazarsah berlari ke arah kebun singkong dan merasa masih ada yang menembakinya saat berusaha kabur. 

Di kebun tersebut karena tanah tidak rata, terdakwa jatuh sehingga senjata yang ia pegang terlepas.

Pada saat itulah terdakwa menembak korban ketiga yaitu, Ghalib dengan posisi hendak mau berdiri.

Terdakwa melepaskan tembakan tersebut sebanyak tiga kali.

"Pas saya jatuh terguling sempat lepas (senjata). Ada yang menembaki lagi, langsung saya tembak sambil mau berdiri. Seingat saya sambil mau jongkok begitu yang mulia," katanya.

Terdakwa mengaku ia merasa terancam dan tidak sempat memikirkan apapun sewaktu dengar suara tembakan.

"Pokoknya saya panik aja," katanya.

( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / TRIBUNSUMSEL.COM )

Sumber: Tribun Sumsel
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved