Warga dan Keluarga Keratuan Semaka Temukan Batu Pemujaan Skala Brak Kuno

Penulis: Tri Yulianto
Editor: martin tobing
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dan keturunan Keratuan Semaka menemukan adalah batu diduga dijadikan sarana pemujaan Skala Brak Buai Anak Tumi, Kamis (1/8/2019).

Laporan Wartawan Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID,KOTA AGUNG - Temuan batu menyembul di permukaan air rawa makin menguatkan teka-teki keberadaan Keratuan Semaka (Kekhatuan Semaka).

Batu tersebut berdiri tegak dari dasar sampai permukaan rawa sekitar aliran Way Semong.

Setelah digali dan diangkat, batu tersebut memiliki ciri khusus serupa dengan batu untuk pemujaan.

Batu berbentuk bulat lonjong itu berdiameter lingkaran 50 centimeter (cm) dan panjang 76 cm. Terdapat garis melingkari batu tersebut.

Abu Sahlan keturunan Keratuan Semaka menyatakan, pencarian dilakukan pihaknya dan warga Pekon Sanggi Unggak, Kecamatan Bandar Negeri Semong selama empat hari terakhir.

Balai Arkeologi Teliti Peninggalan Keratuan Semaka, Ditemukan Pecahan Keramik Sisa Abad 15

Mereka menyusuri aliran sungai Way Semong, sekitar satu kilometer ke arah utara dari tempat museum pribadi Keratuan Semaka, atau rumah Abu Sahlan.

Titik pencarian di ujung hamparan sawah dengan batas sungai. Ia menjelaskan, mendapat informasi dari warga sekitar 50 tahun lalu melihat batu berbentuk aneh.

“Batu itu ada di kebun dan karena dirasa menakutkan akhirnya dibuang ke sungai dengan cara digelindingkan.

"Berbekal informasi itu kami lakukan pencarian, sampai pada sebuah batu yang diduga memiliki ciri seperti yang digambarkan dari cerita anak pemilik kebun,” urai Abu.

Ia menjelaskan, batu itu adalah bekas batu pemujaan Skala Brak Buai Anak Tumi. Itu adalah kerajaan di Lampung bagian barat masih menganut kepercayaan animisme.

Masjid Imaduddin Semaka Sedia 20 Kg Gula dan Kopi Gratis Sehari Bagi Pemudik

Wilayah Keratuan Semaka adalah tempat pelarian bagi sisa-sisa kelompok Kerajaan Skala Brak Buai Anak Tumi setelah kerajaannya ditaklukkan golongan Skala Brak saat ini.

"Kalau dulu katanya ada dua batu, satu dibuang ke rawa dan masih ada satu lagi".

"Katanya itu seperti batu sepasang nanti akan kami cari lagi sebab penasaran," ujar Abu Sahlan yang mengaku pencairan pakai dana pribadi. (tri)

Berita Terkini