TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Anggota DPRD Lampung Utara Ali Darmawan angkat bicara soal adanya kakak beradik di Kotabumi yang jadi pemulung.
Menurut dia, semestinya anak-anak pada usia itu dibiarkan bermain dan belajar.
“Saya akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk memperhatikan keduanya berikut keluarga,” ujarnya, Minggu (23/2/2020).
Seharusnya, kata Ali, pihak keluarga memdiberikan perhatian kepada anaknya.
• Kisah 2 Siswa SD di Lampura Memulung Setiap Pulang Sekolah, Relakan Masa Kanak-kanak Demi Bantu Ibu
• Pemulung Asal Palembang yang Dituduh Culik Anak Kini Dirawat Kerabat
• Cegah Penyebaran Paham Radikalisme, Kapolres Lamteng: Guru Jadi Pelopor
• 50 Perahu Diterjunkan Cari Nelayan Hilang di Kiluan
"Sebab, sudah kita lihat seorang anak yang seharusnya belajar dan bermain dengan sejawatnya harus membanting tulang membantu kedua orangtuanya.
“Mungkin, sekian banyak anak di luar sana belum tentu bisa seperti Ita dan Suryani,” jelas politisi Partai Hanura ini.
Di satu sisi, ia merasa miris.
Di sisi lain, ia bangga dengan kebesaran sikap keduanya yang ikhlas membantu orangtuanya.
"Tidak ada rasa capek, khawatir ketika mereka mengumpulkan barang bekas. Kalau dipikir di jalan apa saja bisa saja terjadi, seperti kecelakaan,” ujarnya.
Kumpulkan Barang Bekas
Langkah kaki dua bocah di Lampung Utara seolah tak pernah lelah dalam mengumpulkan barang bekas.
Ita Yuliana (9) dan Suryani (11) anak dari pasangan Haruni (41) dan Tresnawati (42) warga Kelurahan Tanjung Aman Kecamatan Kotabumi Selatan Lampung Utara (Lampura) terpaksa menjalani sebagai pemulung dikerenakan kehidupan yang serba kekurangan.
Padahal seusianya biasanya dihabiskan untuk belajar dan bermain, bukan bekerja.
Memulung atau mengambil barang bekas, dilakoni keduanya seusai pulang sekolah.
Setibanya di rumah, Ita bersama dengan adiknya langsung membawa sebuah karung yang dipakai untuk mengumpulkan barang bekas.