Kata Munir, jembatan gantung itu sudah miring sekitar 10 senti dari posisi semula.
Lanjutnya, pondasi disekitar jembatan juga sudah terkikis air saat banjir November lalu.
"Air sungai deras sekali hingga naik ke jalan, sehingga terus menggerus tanah disekitar pondasi. Akibatnya tanah disekitar longsor dan ambrol," kata Munir.
Baca juga: Aksi Vandalisme di Tugu Perahu Lampung Selatan, Warga Sebut Pelakunya Remaja
Sehingga, kata Munir, posisi tiang penyangga jembatan dalam keadaan miring dan sangat mengkawatirkan untuk di lalui para pengguna jalan
Munir menyebut jembatan gantung tersebut merupakan akses utama di desa Mekarsari dan mengubungkan dua dusun di desa tersebut.
Dikatakan Munir, anak sekolah, warga dan para petani memggunakan jembatan gantung tersebut sebagai jalan utama.
"Jalan tersebut juga penghubung antara tiga desa Jarang Pucung, Talang Way Sulan, Isti Karya bahkan antar Kabupaten," jelasnya
Munir menyebut walaupun di bangun melalui anggaran dana desa, tidak akan mampuembiayai peerbaikan jembatan gantung tersebut.
Karena, kata Munir, bangunan jembatan gantung tersebut terlalu panjang sehingga memerlukan anggaran yang cukup besar.
"Panjang jembatan kurang lebih sekitar 43 meter. Saat itu pembangunan jembatan gantung tersebut melalui program PNPM," jelasnya.
Munir menyebut dirinya bersama Forkopicam Way Sulan telah meninjau ke lokasi jembatan.
Lanjut, Munir mengatakan ada rencana pihak PU dari Kabupaten untuk memperbaiki jembatan gantung tersebut.
Dirinya juga telah mengimbau kepada warga agar sementara waktu tidak melintasi jembatan tersebut.
Munir meminta kepada warga Desa Mekar Sari untuk dapat memutar melalui jalan lain untuk pergi ke pasar atau sekolah.
Masih kata Munir, dirinya telah meminta kepada pihak pemerintah daerah khusus Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto untuk dapat memperbaiki jembatan gantung tersebut.
( Tribunlampung.co.id / Dominius Desmantri Barus )