Kemudian, tambah Ruspel, di tahun 2023 ini, sepanjang bulan Januari setidaknya sudah ada 2 musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat.
Musibah kebakaran itu terjadi dan menghanguskan rumah warga di Kecamatan Way Tenong dan Kecamatan Kebun Tebu.
Tidak ada korban dalam kejadian kebakaran tersebut, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 100 juta.
Sedangkan untuk tahun 2022, Ruspel mengungkapkan, Lampung Barat telah mengalami musibah kebakaran sebanyak 27 kejadian.
Kecamatan Balik Bukit merupakan kecamatan yang paling sering terkena musibah kebakaran di Kabupaten Lampung Barat.
Tercatat selama tahun 2022, telah terjadi musibah kebakaran sebanyak 7 kali di Kecamatan Balik Bukit.
Selanjutnya disusul oleh Kecamatan Kebun Tebu yakni sebanyak 5 musibah, Kecamatan Way Tenong 4 musibah kebakaran.
Kemudian Kecamatan Belalau, Sukau, Sekincau yang masing-masing mengalami 2 musibah kebakaran.
Terakhir Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Suoh Batu Brak, Pagar Dewa, dan Lumbok Seminung masing-masing 1 musibah kebakaran.
Lebih lanjut, Ruspel mengatakan, dari total jumlah kebakaran yang terjadi di tahun 2022 itu, setidaknya sudah ada 2 korban, 1 luka berat dan 1 meninggal dunia.
“Untuk yang luka berat itu korban terkena luka bakar, itu di Kecamatan Sekincau, kalau yang meninggal itu di Lumbok Seminung,” ucap Ruspel.
Kerugian yang ditaksir dari seluruh musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat tahun 2022 itu mencapai 3,7 miliar lebih.
Untuk penyebab kebakaran, jelas Ruspel, rata-rata penyebab kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini didominasi oleh hubungan arus pendek atau korsleting listrik.
Selain konsleting listrik, kompor gas juga merupakan salah satu faktor penyebab yang sering terjadi dari musibah kebakaran yang terjadi di Lampung Barat ini.
“Hubungan arus pendek atau korsleting listrik tentunya salah satu penyebab paling dominan, kompor gas juga” singkatnya. ( Tribunlampung.co.id / Bobby Zoel Saputra )