“Dari LGN saya dapat akses untuk ikut seminar itu,” katanya.
Dari pengalaman di Belanda, WN semakin mendalami teknik ekstraksi ganja, terutama untuk mendapatkan manfaat pengobatan bagi penderita penyakit tertentu.
Ia menyebut bahwa di beberapa negara, ganja sudah digunakan untuk pengobatan kanker dan epilepsi.
WN mengaku, mulai mencoba menanam ganja sejak 2017. Namun, baru pada 2022 ia terlibat dalam jaringan distribusi.
Ia mendapatkan pasokan dari Aceh dan mendistribusikannya ke luar Lampung, terutama ke pulau Jawa.
Dia mengaku pernah mengikuti seminar internasional tentang legalisasi ganja di negara kincir angin tersebut.
“Ya, saya ikut seminar di Belanda waktu 2016, membahas legalisasi tanaman terlarang, termasuk ganja, saya masuk di kelas ganja,” ujar WN saat diwawancarai awak media, Selasa (11/2/2025).
Seminar itu, menurutnya, membahas regulasi pemanfaatan ganja di berbagai negara untuk keperluan medis dan industri.
WN mengungkapkan, keikutsertaannya dalam seminar itu dibiayai oleh panitia di sana.
Ia juga mengaku sebagai simpatisan Lingkar Ganja Nusantara (LGN).
“Dari LGN saya dapat akses untuk ikut seminar itu,” katanya.
Dari pengalaman di Belanda, WN semakin mendalami teknik ekstraksi ganja, terutama untuk mendapatkan manfaat pengobatan bagi penderita penyakit tertentu.
Ia menyebut bahwa di beberapa negara, ganja sudah digunakan untuk pengobatan kanker dan epilepsi.
WN mengaku, mulai mencoba menanam ganja sejak 2017. Namun, baru pada 2022 ia terlibat dalam jaringan distribusi.
Ia mendapatkan pasokan dari Aceh dan mendistribusikannya ke luar Lampung, terutama ke pulau Jawa.
( Tribunlampung.co.id / Oky Indrajaya )