Dia mengungakapkan ada 100 butir pil dobel L yang menyatu pada olahan perkedel.
Karena banyaknya jumlah pil, meski digoreng, efeknya masih terasa jika dikonsumsi.
Terbukti, seorang petugas yang mencicipi secuil perkedel mengalami mual dan pusing. Petugas itu tidak sengaja menelannya.
Bahkan, petugas sampai dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis. Untungnya ia lekas pulih.
"Satresnarkoba membawa barang bukti perkedel dan akan dilakukan pengembangan," ungkapnya.
Ia menyatakan, guna mengantisipasi kejadian serupa, pihaknya akan meniadakan penitipan barang makanan dari pengunjung.
Di dalam rutan, ia memastikan seluruh warga binaan mendapat fasilitas makanan, mulai pagi sampai sore.
Tentu, makanan yang diberikan, kadar gizi dan kelayakannya sudah sesuai aturan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas).
"Saat ini masih sosialiasi mengenai kebijakan itu. Peniadaan penitipan makanan akan dilangsungkan pada Senin depan sampai waktu yang belum ditentukan," urainya.
Warga binaan yang mendapat perkedel itu pun kena batunya. Dia kini masuk sel isolasi.
Rutan Nganjuk berkomitmen penuh mendukung program pemerintah dalam upaya pemberantasan narkoba dan obat-obatan terlarang di masyarakat, khususnya di kawasan Rutan.
"Selain itu, di sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan (TPP) nanti kita rekomendasikan pencabutan hak bagi warga binaan itu. Seperti, pencabutan untuk dikunjungi dan berimbas ke remisinya di 17 Agustus nanti," tutupnya.
Baca juga Petugas Rutan Mendadak Mual Seusai Cicipi Perkedel Titipan, Ternyata Dicampur Pil LL