Jawab: Sama sekali tidak sulit. Cukup hubungi bank tempat mereka memiliki rekening usaha, ajukan permohonan, dan jika dokumen lengkap, prosesnya hanya butuh dua hari kerja, sampai dapat logo QRIS.
Apakah ada upaya jemput bola dari bank?
Jawab: Ya, terutama saat awal peluncuran QRIS, perbankan sangat aktif jemput bola. Saat ini pun masih terus didorong agar mereka lebih proaktif. Kami menargetkan peningkatan jumlah pengguna dan merchant QRIS, termasuk memperluas kanal pembayaran non-tunai ke daerah-daerah yang belum tersentuh.
Bagaimana target digitalisasi keuangan Lampung ke depan?
Jawab:
Kami terus berupaya meningkatkan, tidak hanya pengguna QRIS, tetapi tentu saja perluasan dan percepatan digitalisasi daerah. Saat ini fokusnya memang di QRIS dulu, karena masih menjadi tulang punggung, istilahnya. Kami mendorong akseptasi pembayaran digital, dari sisi pengguna QRIS, masyarakat dan merchant. Tetapi yang tidak kalah penting juga yakni ETPD, karena potensinya belum 100 persen.
Kemudian juga masalah edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Target kami, internal, itu angkanya ada di minimal 85 persen tercapai, untuk literasi digital ini. Tanda adanya literasi digital masyarakat, akan berat untuk mewujudkan target digitalisasi keuangan ini. Karena ini juga berkaitan dengan budaya dan perilaku masyarakat.
Harapannya di Tahun 2026 bisa tercapai (85 persen literasi digital masyarakat). Tetapi kan ini banyak faktornya yang memengaruhi, namun kami optimistis. Tentu juga ini didukung dengan data yang ada, sehingga kami bisa menganalisis dan memperbaiki strategi ke depan.
( TRIBUNLAMPUNG.CO.ID / RIYO PRATAMA )