Meski demikian, ia menegaskan bahwa inti masalah tetap pada dugaan permintaan biaya tambahan oleh oknum tenaga medis.
"Permasalahan bukan pada kondisi medis, tetapi pada oknum yang meminta uang dengan alasan membeli alat. Itu jelas tidak dibenarkan. Saya sangat prihatin dan menegaskan tidak akan menoleransi praktik semacam ini," ujar Imam.
Sebagai langkah ke depan, RSUDAM berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan memastikan seluruh pelayanan berjalan sesuai prosedur.
"Siapa pun yang terbukti melakukan praktik di luar ketentuan resmi akan ditindak tegas. Kami ingin memastikan pelayanan di RSUD Abdul Moeloek profesional, transparan, dan tidak membebani pasien dengan biaya tambahan," pungkasnya.
Pelayanan Buruk
Pelayanan di RSUD Abdoel Moeloek (RSUDAM) Bandar Lampung kembali menuai sorotan.
Seorang bayi berusia 2 bulan bernama Alesha Erina Putri meninggal dunia pasca menjalani perawatan di RSUDAM.
Keluarga pasien menyoroti dugaan praktik jual beli alat medis yang dilakukan oknum dokter plus pelayanan yang dinilai buruk.
Mereka pun menuntut keadilan atas kejadian pilu ini.
Ayah Alesha, Sandi Saputra, menceritakan putrinya dirujuk ke RSUDAM pada 9 Juli 2025 dengan diagnosis penyakit hirschsprung, yakni penyakit bawaan lahir yang menyebabkan sulit buang air besar.
Sandi dan istrinya, Nida Usofie, bertemu dengan dokter BR, yang menawarkan dua opsi operasi terhadap anak mereka.
Pertama, operasi pemotongan usus yang harus dilakukan beberapa kali.
Opsi kedua, yang tidak ditanggung BPJS Kesehatan, menggunakan alat medis yang bisa mempermudah operasi menjadi satu kali tindakan.
Sandi pun memilih opsi kedua.
Ia bahkan telah membayar Rp 8 juta yang ditransfer ke rekening pribadi si dokter demi kesembuhan putrinya.