Kisah pilu itu dialami bayi bernama Alesha Erina Putri, putri pasangan Sandi Saputra dan Nida Usofie.
Direktur RSUDAM Imam Ghozali menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban.
Ia menegaskan bahwa kejadian ini merupakan ulah oknum dan bukan kebijakan resmi rumah sakit.
"Kami turut berduka cita sedalam-dalamnya kepada keluarga. Kami sangat prihatin, dan rumah sakit akan merespons cepat kejadian ini," ujar Imam Ghozali, Kamis (21/8/2025).
“Jika ada praktik di luar ketentuan resmi, itu murni ulah oknum, bukan kebijakan RSUDAM," lanjutnya.
Imam menekankan bahwa pihaknya tidak akan menoleransi praktik pungutan liar atau jual beli alat kesehatan.
"Kalau benar ada oknum yang meminta biaya tambahan dengan dalih membeli alat medis, itu tidak bisa dibiarkan," jelas Imam.
"Kejadian ini membuka fakta bahwa praktik semacam itu memang ada. Kami tegaskan, RSUD Abdul Moeloek tidak akan menoleransi hal tersebut," ucap dia.
Saat ini, terus Imam, kasus tersebut sedang ditangani secara internal.
"Saya sedang berada di Jakarta. Saat ini masalah ini sedang dirapatkan oleh Komite Medik, Komite Mutu, dan Wakil Direktur Pelayanan Medik," ujarnya lagi.
"Kami menunggu rekomendasi mereka untuk menentukan langkah terhadap oknum yang terlibat," tambahnya.
Imam juga mengungkap kondisi medis bayi Alesha yang menurutnya mengalami kelainan bawaan sejak lahir.
"Pasien mengalami kelainan kongenital, yaitu saraf untuk buang air besar tidak berfungsi akibat saraf terputus. Biasanya kelainan ini tidak berdiri sendiri, dan pada kasus ini pasien juga memiliki kelainan jantung," paparnya.
Meski demikian, ia menegaskan bahwa inti masalah tetap pada dugaan permintaan biaya tambahan oleh oknum tenaga medis.
"Permasalahan bukan pada kondisi medis, tetapi pada oknum yang meminta uang dengan alasan membeli alat. Itu jelas tidak dibenarkan. Saya sangat prihatin dan menegaskan tidak akan menoleransi praktik semacam ini," ujar Imam.
Sebagai langkah ke depan, RSUDAM berkomitmen untuk memperketat pengawasan dan memastikan seluruh pelayanan berjalan sesuai prosedur.
"Siapa pun yang terbukti melakukan praktik di luar ketentuan resmi akan ditindak tegas. Kami ingin memastikan pelayanan di RSUD Abdul Moeloek profesional, transparan, dan tidak membebani pasien dengan biaya tambahan," pungkasnya.
Klarifikasi Dokter
Pasca meninggalnya sang pasien, dr Billy Rosan muncul ke publik dan menyampaikan permintaan maaf.
Namun, Billy Rosan menepis tudingan dirinya melakukan pelanggaran maupun pungli terhadap keluarga pasien hingga mentransfer uang ke rekening pribadinya.
Dokter spesialis bedah anak ini mengaku hanya menawarkan opsi kepada pihak keluarga pasien untuk membeli alat medis.
Hal itu diungkapkan Billy dalam konferensi pers di aula RSUDAM Lampung, Jumat (22/8/2025).
"Saya memohon maaf sebesar-besarnya sebagai manusia yang tidak mungkin luput dari khilaf dan kesalahan," kata Billy.
Ia mengaku sudah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada keluarga pasien.
"Saya sudah mohon maaf sejak awal. Tapi dalam hal ini, saya juga memohon maaf secara keseluruhan," imbuhnya.
Terkait tudingan pungli dan pelanggaran administrasi yang ia lakukan, Billy menyebut bahwa kejadian ini bermula dari opsi yang ia berikan kepada pihak keluarga pasien.
"Itu kan opsi, dan keluarga yang menentukan," kata dia.
"Buat saya, (pihak keluarga pasien) tertekan atau tidak, itu adalah opsi. Tanyakan ke keluarga mengapa memilih opsi itu," ujar dia.
Disinggung terkait keluarga pasien yang membeli alat medis dengan mentransfer sejumlah uang ke rekening pribadinya, Billy juga menyebut hal itu sebagai opsi.
"Iya, itu juga opsi, karena memang tidak ada lagi," imbuhnya.
(Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)