Berita Lampung
Harga Emas Melambung, Pengamat Ekonomi Unila Beberkan Penyebab dan Tips Investasi
Menurut Nairobi, ada tiga faktor utama yang mendorong harga emas melambung.
Penulis: Riyo Pratama | Editor: Robertus Didik Budiawan Cahyono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, Bandar Lampung – Lonjakan harga emas yang kini menembus level tertinggi mendapat sorotan dari Pengamat Ekonomi sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung, Nairobi.
Menurut Nairobi, ada tiga faktor utama yang mendorong harga emas melambung. Pertama, ketidakpastian ekonomi global seperti ancaman resesi, gejolak geopolitik (perang hingga pemilu global), serta pelemahan mata uang utama termasuk rupiah terhadap dolar AS.
Kondisi tersebut membuat investor memburu emas sebagai aset safe haven.“Kedua, ekspektasi turunnya suku bunga AS. Bank Sentral Amerika (The Fed) diperkirakan memangkas suku bunga, sehingga imbal hasil obligasi melemah. Hal ini otomatis meningkatkan daya tarik emas,” jelasnya, Kamis (4/9/2025).
Faktor ketiga adalah tingginya permintaan emas dunia. Bank-bank sentral di sejumlah negara seperti China, Turki, hingga Polandia, terus menambah cadangan emas, sehingga menyerap pasokan di pasar global.
Kapan Waktu Tepat Membeli atau Menjual Emas?
Nairobi menekankan bahwa emas dapat dibeli kapan saja, terutama ketika rupiah dalam kondisi stabil atau menguat terhadap dolar. Selain itu, saat kondisi ekonomi terlihat cerah, harga emas biasanya relatif lebih rendah sehingga cocok untuk akumulasi investasi.
“Untuk tujuan jangka panjang, lebih baik membeli secara rutin dalam porsi kecil, tanpa perlu menunggu harga terendah,” katanya.
Sementara itu, waktu yang tepat untuk menjual atau buyback emas antara lain ketika harga sudah mencapai target keuntungan yang ditetapkan, saat membutuhkan dana darurat, atau ketika ada potensi koreksi tajam akibat stabilisasi ekonomi global dan kenaikan suku bunga.
Seberapa Aman Investasi Emas?
Nairobi menilai emas tergolong aman sebagai instrumen investasi jangka panjang karena berfungsi sebagai pelindung kekayaan dari inflasi dan gejolak ekonomi. Namun ia mengingatkan, emas tetap memiliki risiko fluktuasi harga dalam jangka pendek.
“Keamanan fisik juga harus diperhatikan. Emas sebaiknya disimpan di safe deposit box atau lembaga penyimpanan terpercaya,” ucapnya.
Emas Batangan Lebih Efisien Dibanding Perhiasan
Lebih lanjut, Nairobi menyarankan masyarakat memilih emas batangan dibanding emas perhiasan jika tujuannya murni untuk investasi.
Emas batangan memiliki keunggulan berupa kemurnian tinggi (24 karat), nilai jual kembali lebih baik, biaya cetak lebih rendah, serta likuiditas tinggi. Kekurangannya hanya pada fungsi estetika, karena emas batangan tidak bisa dipakai sehari-hari.
Sementara emas perhiasan memiliki nilai keindahan dan bisa digunakan, tetapi biaya pembuatannya tinggi (10–25 persen) yang tidak akan kembali saat dijual. Nilai jual perhiasan hanya dihitung dari berat dan kadar emasnya saja.
“Untuk investasi jangka panjang, emas batangan jauh lebih efisien karena spread atau selisih harga jual-beli lebih kecil dibanding perhiasan,” pungkasnya.
(Tribunlampung.co.id/Riyo Pratama)
Pembunuh Wanita di Bulog Lampung Peragakan 27 Adegan Rekonstruksi |
![]() |
---|
Eks Bupati Pesawaran, Dendi Ramadhona, Diperiksa Kejati Lampung atas Kasus SPAM |
![]() |
---|
Warga Lampung Harap Harga Emas Turun, Bila Naik Artinya Nilai Rupiah Anjlok |
![]() |
---|
PERTI Lampung Bangun Ponpes Tarbiyah Islamiyah Alfian Husin Pertama di Lamteng |
![]() |
---|
Upaya Polres Lampung Tengah Jemput Bandar Narkoba Dihambat Sekelompok Massa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.