Berita Lampung

Balai Karantina Se-Sumatera Komitmen Cegah Penyelundupan Satwa Liar

Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan se-Sumatera menyatakan komitmen bersama meningkatkan pencegahan dan penegakan hukum.

Penulis: Hurri Agusto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto
SINERGI - Kepala Balai Besar Karantina Sumatera Utara N Prayatno Ginting (kanan paling kanan), Kepala Balai Karantina Lampung Donni Muksydayan (paling kiri) dan Direktur Eksekutif Flight Protection Indonesia Birds Marison Guciano (kedua dari kiri) dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penegakan Hukum Karantina se-Sumatera, Rabu (22/10/2025). 

Tribunlampung.co.id, Bandar Lampung - Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan se-Sumatera menyatakan komitmen bersama meningkatkan pencegahan dan penegakan hukum dari hulu hingga hilir.

Balai Karantina Lampung sendiri menggandeng Flight Protection Indonesia Birds (Flight) dalam memperkuat pengawasan dan pencegahan.

Kepala Balai Besar Karantina Sumatera Utara N Prayatno Ginting, yang juga Koordinator Wilayah Karantina se-Sumatera, menegaskan seluruh UPT kini satu komitmen dalam pengawasan. 

"Setiap daerah memiliki masalah yang berbeda, ada yang menjadi perlintasan, ada yang menjadi daerah asal burung, ada yang menjadi penerima. Sehingga kita harus berkomitmen untuk melakukan pencegahan dan penindakan dari hulu sampai ke hilir," kata Prayitno dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penegakan Hukum Karantina se-Sumatera, Rabu (22/10/2025).

Selain legalitas, dia menyebut aspek kesehatan hewan juga menjadi prioritas, mengingat risiko penyebaran penyakit seperti flu burung, PMK, dan ASF dari lalu lintas satwa ilegal.

"Seluruh laporan penyelundupan dari Lampung ke Jawa sudah terkoordinasi dengan baik. Kami terus memperkuat jejaring informasi dan manajemen penegakan hukum lintas provinsi," kata dia.

Kepala Balai Karantina Lampung Donni Muksydayan mengungkapkan bahwa Bakauheni masih menjadi perlintasan akhir penyelundupan satwa liar, termasuk burung endemik, dari Sumatera ke Jawa.

Dia mengatakan, satwa-satwa tersebut berasal dari berbagai daerah di Sumatera.

"Tahun ini kami menangani lima perkara, dua sudah inkracht dan tiga berstatus P-21. Kami juga terus bekerja sama dengan pihak kepolisian dalam proses penegakan hukum," ujar Donni.

Meskipun tren penyelundupan satwa menurun, Donni menyebut tantangan tetap besar karena melibatkan jaringan lintas daerah.

Dia menuturkan, sepanjang tahun 2025, Karantina Lampung bersama Flight Protection Indonesia Birds berhasil menggagalkan 13 upaya penyelundupan di Bakauheni, mengamankan total 6.685 ekor burung. 

Jumlah ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun 2024 dengan 19.343 ekor dan 2023 dengan 15.166 ekor.

Direktur Eksekutif Flight Protection Indonesia Birds Marison Guciano menyambut positif langkah Karantina se-Sumatera.

Menurutnya, pengawasan di Pulau Sumatera sangat penting karena sebagian besar burung yang diselundupkan merupakan satwa endemik yang kini populasinya semakin terancam akibat perburuan dan perdagangan ilegal.

"Keberhasilan rekan-rekan Karantina di Bakauheni memberi efek jera bagi para penyelundup. Kami berharap sinergi ini tidak hanya di pintu keluar, tapi juga di wilayah hulu agar penyelundupan bisa dicegah sejak awal," ucapnya.

(Tribunlampung.co.id/Hurri Agusto)

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved